Sebutkan salah satu kuliner khas Jakarta yang terkenal dan hingga kini masih kesukaan banyak orang? Jawabannya pasti kerak telur. Ya, kerak telur merupakan kuliner yang hingga kini masih terjaga rasa dan kualitasnya. Kerak telur adalah makanan yang melegenda.
Kerak telur paling sering ditemui di kawasan perkampungan Betawi seperti di Setu Babakan, Jakarta. Bisa juga jumpai pada beberapa kegiatan seperti di Jakarta Fair Kemayoran atau di tempat wisata yang menjadi ikon kota Jakarta.
Tak banyak yang tahu tentang sejarah kerak telur itu. Namun sebelum redaksi limapagi.id membahas sejarah kerak telur, redaksi akan membahas terlebih dahulu tentang cara pembuatan hingga bahan-bahan untuk membuat kerak telur.
Jadi, kerak telur merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan dan telur yang kemudian tersaji bersama serundeng serta telur.
Proses memasak kerak telur ini tergolong unik. Bahkan menjadi antraksi yang digemari para wisatawan yang hendak mencoba kerak telur. Kerak telur biasanya membawa gerobak khusus untuk menjual kerak telur. Ada dua kompor dari bahan arang yang tersedia untuk membantu proses memasak kerak telur.
Cara Memasak dan Sejarah Kerak Telur
Cara memasaknya, pertama-tama sangrai beras ketan terlebih dahulu kemudian masukkan kocokan telur ayam atau telur bebek. Aduk rata kedua bahan itu di wajan yang telah panas. Setelah itu, taburi serundeng, ebi atau udang kering kemudian sangrai.
Nah, kelapa sangrai atau serundeng ini berpadu dengan bumbu-bumbu lainnya seperti cabai merah, kencur, jahe, merica dan bawang goreng. Ketika telur mulai padat, pedagang akan membalik wajan sehingga adonan langsung menyentuh bara arang. Bagian atas telur itu pun matang dengan sempurna.
Konsumsilah, kerak telur ini dalam keadaan panas tanpa tambahan apapun seperti sambal. Rasanya juga unik karena setiap gigitan terasa padat dengan serundeng yang berbalut dengan telur. Menggunakan telur ayam atau telur bebek harganya sama. Hanya saja yang membedakan adalah rasanya. Banyak yang memilih menggunakan telur bebek untuk sensasi rasa yang berbeda. Harga satu porsi kerak telur hanya Rp 20 hingga Rp 25 ribu saja.
Ngomong-ngomong soal kerak telur, pasti ingin tahu sejarah dibaliknya keberadaan kerak telur. Menguntip dari website setubabakanbetawi.com, kerak telur ini sudah ada sejam zaman penjajahan Belanda dan tercipta secara tak sengaja.
Kala itu, sekelompok masyarakat Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menciptakan kerak telur dari bahan omelet mie dengan rempah-rempah khas Indonesia. Kala itu buah kelapa berlimpah sehingga dimanfaatkan untuk diolah menjadi kerak telur. Ada dua jenis kerak telur yang hingga kini ditemui yakni kerak telur telur ayam dan kerak telur telur bebek.
Gubernur Jakarta kala itu yakni Ali Sadikin yang kemudian mempromosikan kerak telur menjadi kuliner khas Jakarta. Dengan berkembangnya waktu, kerak telur hampir selalu ada di sepanjang kota Jakarta. Jika berkunjung ke kota Jakarta, tak ada salahnya mencicipi kerak telur, kuliner khas Jakarta.