Jakarta – Sebagai negara yang terletak di kawasan ‘ring of fire’, Indonesia identik dengan aktivitas vulkaniknya yang cukup aktif terutama gunung berapi. Beberapa deretan gunung berapi di Indonesia yang masih aktif adalah Gunung Marapi, Gunung Marapi, Gunung Sinabung, Gunung Kelud, dan beberapa gunung berapi lainnya. Hal ini menandakan bahwa ada aktivitas di dalam bumi yang berpotensi meletus dan membahayakan keselamatan banyak pihak.
Keselamatan manusia tentu diatas segalanya, dan jika bicara mengenai musibah pasti semua tidak bisa diprediksi. Namun beberapa tanda biasanya kerap dimunculkan oleh alam, sebagai pengingat dan pendeteksi bagi kita manusia agar memiliki sikap preventif. Salah satu tanda yang bisa terlihat adalah gunung berapi, terdapat sistem peringatan yang mendeteksi perubahan melalui alat ukur seismometer dan tiltmeter.
Masing-masing negara memiliki sistem atau status peringatan yang berbeda-beda. Ada yang 4 tingkatan status, ada yang 5 tingkatan status, beragam macamnya menyesuaikan kondisi negara tersebut. Di Indonesia sendiri untuk memantau aktivitas vulkanik gunung berapi, Indonesia menggunakan sistem peringatan 4 tahap, dari normal hingga awas.
Berikut empat tingkatan status gunung berapi di Indonesia:
Tingkatan pertama adalah normal. Pada tingkatan ini gunung berapi tidak ada indikasi apapun alias tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik dan kejadian vulkanik. Dalam kurun waktu tertentu juga tidak ada letusan yang membahayakan, sehingga bisa dikategorikan aman. Tidak ada juga kegiatan gunung api yang menunjukan adanya kelainan dari biasanya, sehingga berada di level dasar.
Masuk ke tingkatan dua yaitu waspada, pada tingkatan ini mulai terlihat aktivitas seismik dan mulai muncul tanda-tanda vulkanik. Biasanya terlihat perubahannya pada visual di sekitar kawah di kaki gunung. Gangguan magmatik, tektonik, dan hidrotermal pun sudah mulai bermunculan. Pertanda ini sebenarnya normal, namun diperkirakan tidak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu.
Masuk ke tingkatan ketiga, siaga. Peningkatan seismik mulai terlihat, para pemantau di sekitar gunung mulai secara aktif meningatkan warga setempat untuk menyelamatkan diri. Perubahan secara visual aktivitas kawah sangat terlihat. Selain itu peningkatan kegiatan gunung api juga terus berlanjut, akan ada kemungkinan terjadi erupsi besar dalam kurun waktu dua pekan.
Di tingkatan terakhir yang paling membahayakan adalah awas. Pada tingkatan ini kemungkinan terjadi erupsi dan gunung meletus sangat tinggi. Biasanya gunung akan menyemburkan letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal yang diikuti dengan abu yang menyebar. Erupsi besar akan terjadi dalam kurun waktu 24 jam, pada tingkatan ini diharapkan sudah tidak ada lagi manusia maupun hewan di sekitar gunung karena membahayakan keselamatan dan kesehatan.
Beberapa tingkatan ini harus diperhatikan, terutama bagi warga yang tinggal di dekat gunung. Pahami dan amati, demi keselamatan bersama.