Singapura – Waspadalah, ternyata COVID-19 masih ada. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan dalam waktu sepekan. Lonjakan kasus tercatat dua kali lipat dibandingkan dengan pekan lalu sebelum periode 19-25 November 2023.
Pihak Kemenkes Singapura menuturkan ada setidaknya 22.094 kasus COVID-19 pada pekan ini. Sedangkan pada pekan sebelumnya, jumlah kasus COVID berada di angka 10.726 orang.
Peningkatan infeksi diduga disebabkan beberapa faktor. Mulai dari musim perjalanan di akhir tahun yang meningkat hingga berkurangnya kekebalan imunitas penduduk. Kemenkes menemukan varian EG.5 atau Eris dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura.
COVID varian Eris dan sub-garis keturunannya HK.3 dilaporkan menjadi ‘biang kerok’ peningkatan kasus sebanyak dua kali lipat di Singapura. Varian ini dikenal dapat menyebar dengan lebih cepat bila dibandingkan dengan varian lain. Namun, gejala yang ditimbulkan dari varian ini tidak lebih parah dari varian yang sudah ada.
Pakar penyakit menular yang merupakan profesor emeritus di University of California di Berkeley’s School of Public Health, John Swartzberg menjelaskan gejala varian Eris mirip dengan varian lainnya. Gejala yang ditimbulkan antara lain:
Hilangnya indera perasa dan penciuman
Batuk-batuk.
Mengalami demam.
Menggigil.
Mengalami sesak napas.
Rasa kelelahan.
Muncul nyeri di tubuh.
Sakit kepala.
Meski gejalanya cenderung lemah, varian ini tetap bisa berbahaya pada kelompok rentan misalnya pada lansia berusia 65 tahun ke atas. Lansia dengan sistem kekebalan tubuh lemah berisiko lebih tinggi mengakibatkan penyakit parah.
Jangan anggap remeh, jika ada indikator seperti di atas, segeralah periksakan diri Anda. Makan cukup, istirahat cukup, dan jaga kesehatan mental.