Berlin – Sekelompok masyarakat Diaspora Indonesia di Eropa membuat surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Hal ini membuktikan, dinamika Pemilu 2024 bukan hanya terasa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote, tetapi juga menggema di manca egara.
Diaspora Indonesia yang bermukim di Eropa menegaskan, pilihan kita mungkin berbeda, tetapi landasan kita harus tetap sama: konstitusi dan demokrasi. Mereka yang menginisiasi surat terbuka ini antara lain Narendra Rake, Budi E.L. Gaol, dan Husni Suwandhi dari Jerman, Sakaria Wielgosz dari Swiss, Bambang Ponco dan Sofana Plant di Belanda, Dini Dewi di Austria, dan Nia Poniyah asal Belgia.
Surat terbuka itu selengkapnya berbunyi,
“Di Eropa, beku menggelayuti hati.
Kami, Diaspora Indonesia, terbentur keresahan yang tak kunjung luntur.
Dalam jarak yang memisahkan,
pertanyaan kami terluka,
Mengapa, Sang Presiden kita berjalan dalam lorong yang suram?
Semangat reformasi yang mempersatukan kita.
Norma-norma demokrasi yang mempererat kita.
Permohonan kami sederhana,
berpegang pada cita-cita reformasi dengan prinsip demokrasi yang tulus.
Namun sekarang,
kita berjalan pada jalur yang berlainan.
Berat hati untuk terus bergandengan tangan.
Mengapa, Sang Presiden kita terasing dalam keheningan?
Kami pengikutmu,
pendamping setiamu dalam perjalanan panjang.
Dari Surakarta hingga Istana,
selalu ada di belakangmu.
Namun,
kini hanya kekosongan dalam tanya.
Mengapa, Sang Presiden, apakah yang terjadi?
Mahkamah Konstitusi,
penjaga konstitusi kita,
Haruskah prinsip-prinsip tertinggi kita terpinggirkan?
Haruskan moral ini dikesampingkan?
Mengapa, Sang Presiden, integritas terkikis oleh angin?
Pemilu di depan,
kita berharap transparansi dan keadilan.
Namun,
ragu dalam raga mulai muncul.
Luka dan air mata tak mungkin lagi dipendam.
Apakah ini yang akan Engkau wariskan pada bangsa?
Mengapa, Sang Presiden, harapan kami kabur dalam kabut?
Kami, Diaspora Indonesia di Eropa,
mencintai dirimu, Sang Presiden.
Kami pernah menaruh harapan besar pada pundakmu.
Kami telah menyerahkan mimpi akan bangsa ini pada tanganmu.
Namun,
kekhawatiran kami menyelimuti duka di hati.
Akankah dirimu kuat,
mempertahankan mimpi dan janji bersama sampai akhir nanti?
Mengapa, Sang Presiden, kita harus berjalan dalam kegelapan yang pekat?
Meskipun jauh dari tanah air,
Jiwa dan raga kami Indonesia
Kami pernah berjuang bersamamu,
dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.
Presiden Jokowi yang kami cintai,
kami ingin warismu yang agung berlanjut,
Karena kerja keras dan prestasimu, akan kami sampaikan pada generasi masa depan.
Kepada Presiden Jokowi yang kami cintai,
ini bukan akhir yang kami inginkan…”
Hormat Kami,
Masyarakat Diaspora Indonesia di Eropa