Jalur Gaza – Militer Israel (IDF) secara resmi mengumumkan operasi di Shujaiya telah berakhir. Selama operasi tersebut, IDF mengklaim telah menghancurkan delapan terowongan, menghancurkan kompleks tempur, dan membersihkan jebakan ranjau dari banyak bangunan sipil.
Operasi Shujaiya merupakan salah satu operasi terberat yang melibatkan pasukan elit IDF. Selain harus menghadapi perlawanan sengit dari sayap-sayap militer Hamas, mereka juga harus melakukan perang dari pintu ke pintu (perang kota).
Juru bicara otoritas pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Bassal, melaporkan infrastruktur dan area pemukiman Shujaiya mengalami kerusakan parah. Banyaknya warga yang mengungsi selama perang menyebabkan kota itu sangat lengang, bak kota mati. Nyaris tidak ada aktivitas warga.
“Kami menyampaikan kepada dunia untuk kesekian kalinya, bahwa kenyataan di Jalur Gaza sungguh tragis. Harus ada tindakan dari institusi internasional dan hak asasi manusia,” sebut Bassal dalam pernyataannya.
Perang Gaza kini telah memasuki bulan kesepuluh sejak Hamas menyerang wilayah Israel selatan pada Oktober 2023 silam. Serangan Hamas menyasar para pengunjung festival musik perdamaian yang dihadiri warga lokal dan turis asing. Akibat serangan itu, lebih dari 1.200 orang tewas. Sebagian besar adalah warga sipil. Sementara ada lebih dari 250 orang, termasuk warga negara asing, menjadi sandera.
Serangan Israel ke Jalur Gaza yang hingga saat ini telah menewaskan sekitar 38.000 orang. Sebagian besar infrastruktur dan pemukiman juga rusak atau hancur. Melihat tingkat kerusakannya, pemulihannya memerlukan dana yang tidak sedikit.