Italia – Sebagai respons atas serangan Rusia ke Ukraina, Uni Eropa menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Rusia. Dalam bidang keuangan, sanksi diberikan dalam bentuk pemboikotan layanan. Walau begitu, tidak semua entitas keuangan setuju dengan keputusan tersebut.
UniCredit, salah satu grup layanan perbankan asal Italia, mengajukan keberatan melalui pengadilan atas keputusan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB). Pasalnya, ECB meminta UniCredit menghentikan layanannya di Rusia selambat-lambatnya pada akhir bulan Juni 2024. Menutup layanan di Rusia tentu bukan hal yang sulit bagi UniCredit. Namun bakal berdampak buruk pada bisnis UniCredit secara keseluruhan.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyambut baik sikap UniCredit tersebut. Ia mengatakan bahwa sudah seharusnya ECB mempertimbangkan situasi yang ada. Termasuk posisi perusahaan Italia yang beroperasi di Rusia.
“Keputusan yang tergesa-gesa hanya berisiko merugikan perusahaan Italia dan UE,” ungkapnya.
UniCredit saat ini menjadi bank kedua paling berpengaruh di Rusia. Bahkan menjadi salah satu dari 13 lembaga kredit sistemik bagi Bank Sentral Rusia. Selain UniCredit, ada beberapa bank Uni Eropa lain yang masih tetap menjalankan bisnisnya di Rusia. Sebut saja misalnya Raiffeisen Bank International (RBI) Austria, ING Belanda, Commerzbank dan Deutsche Bank Jerman, OTP Bank Hungaria, Intesa San Paolo Italia, dan SEB Swedia.
Sebagai lembaga keuangan yang berpengaruh, UniCredit memiliki 50 kantor cabang seluruh Rusia dengan sekitar 3.100 karyawan. Menutup layanan di Rusia dipastikan bakal berdampak signifikan, baik terhadap nasib para karyawan maupun reputasi perusahaan ecara keseluruhan.