JAKARTA- Kata dalam bahasa Indonesia yang salah kaprah atau orang salah memaknai kerap terjadi. Alasannya, Bahasa Indonesia kaya akan kosakata dengan makna yang unik dan mendalam.
Memahami arti kata-kata dalam bahasa Indonesia dengan tepat sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Kesalahpahaman tentang makna kata dapat mengakibatkan kebingungan dan kesalahan dalam berkomunikasi.
Oleh karena itu, dengan mengetahui dan menggunakan kata-kata dalam bahasa Indonesia ini dengan benar, kita dapat menjaga keindahan dan ketepatan bahasa Indonesia
Berikut ini adalah lima kata dalam bahasa Indonesia yang salah kaprah atau kerap disalahpahami, beserta penjelasan tentang arti yang benar dan penggunaan yang tepat.
1. Jengah
Salah Kaprah
Banyak orang menggunakan kata “jengah” untuk menggambarkan perasaan bosan atau jenuh terhadap sesuatu.
Pengertian yang Benar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “jengah” berarti merasa malu atau segan karena telah melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sepatutnya. Oleh karena itu, kata ini lebih terkait dengan rasa malu atau canggung daripada perasaan bosan.
Contoh Penggunaan yang Benar
- “Dia merasa jengah setelah dipergoki sedang mencontek saat ujian.”
- “Aku merasa jengah ketika diminta menyanyi di depan banyak orang karena suaraku kurang bagus.”
2. Sarkas
Salah Kaprah
Kata “sarkas” sinonim dengan sindiran halus atau humor.
Pengertian yang Benar
“Sarkas” atau “sarkasme” adalah bentuk ironi yang tajam dan keras, digunakan untuk menyakiti atau mengejek dengan maksud yang pedas dan menyakitkan.
Contoh Penggunaan yang Benar
- “Komentar sarkas itu membuatnya merasa tersinggung. Oleh karena itu, ia menjadi marah.”
- “Dia sering menggunakan sarkasme dalam bicaranya, yang kadang membuat orang lain tidak nyaman.”
3. Paradigma
Salah Kaprah
Banyak orang menggunakan kata “paradigma” sebagai sinonim untuk pandangan atau perspektif secara umum.
Pengertian yang Benar
“Paradigma” adalah kerangka berpikir atau model teoretis yang digunakan untuk memahami atau menjelaskan sesuatu dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Paradigma mengacu pada seperangkat asumsi, konsep, dan praktik yang mendasari pemahaman ilmiah.
Contoh Penggunaan yang Benar
- “Paradigma penelitian ini menggunkanan teori konstruktivisme.”
- “Perubahan paradigma dalam ilmu pengetahuan sering kali memerlukan bukti yang kuat dan berulang.”
4. Nuansa
Salah Kaprah
Kata “nuansa” sering kali jadi sinonim dari suasana atau kondisi umum. Dengan demikian, orang kerap salah menempatkan kata nuansa.
Pengertian yang Benar
“Nuansa” berarti perbedaan atau variasi halus dalam warna, makna, atau perasaan. Kata ini untuk menggambarkan perbedaan yang sangat halus atau hampir tidak terlihat.
Contoh Penggunaan yang Benar
- “Nuansa warna biru pada lukisan ini sangat menenangkan.”
- “Ada nuansa keputusasaan dalam suaranya ketika dia berbicara tentang masa lalunya.”
5. Kontemporer
Salah Kaprah
Banyak orang menganggap kata “kontemporer” sebagai sinonim untuk modern atau terbaru.
Pengertian yang Benar
“Kontemporer” berarti sesuatu yang terjadi atau ada pada waktu yang sama. Dalam konteks seni atau budaya, kata ini merujuk pada karya atau gaya yang ada pada periode yang sama. Dengan demikian, kata ini tidak selalu berarti modern.
Contoh Penggunaan yang Benar
- “Seni kontemporer sering kali mencerminkan isu-isu sosial dan politik terkini.”
- “Musik kontemporer mencakup berbagai genre yang populer saat ini.”