Israel – Militer Israel (IDF) menyatakan Brigade Golani telah menyelesaikan latihan perang di perbatasan Lebanon. Dalam pernyataannya, IDF menjelaskan latihan itu mencakup simulasi menghadapi rudal anti-lapis baja musuh, menangani alat peledak dan mendeteksinya selama manuver, serta dengan cepat memantau dan menetralisir penyabot. Pasukan juga dilatih untuk mengangkut korban luka dalam keadaan kompleks.
Brigade Golani juga dikenal sebagai Brigade 1, adalah brigade infanteri dalam angkatan bersenjata Israel, yang berafiliasi dengan Divisi ke-36 IDF dan secara tradisional terkait dengan Komando Front Utara. Mengacu pada simulasi pertempuran yang sangat mirip dengan medan di Lebanon, kemungkinan besar ini akan mengubah strategi perang di front utara dari defesif ke ofensif.
“Brigade Golani telah melancarkan pertempuran defensif di perbatasan utara selama sekitar empat bulan. Mereka ditempatkan di garis pertahanan pertama, di mana mereka melakukan penyergapan dan berpatroli di sepanjang pagar dan menyerang militan Hizbullah di perbatasan. Selama beberapa minggu terakhir, batalyon Kelompok Tempur Brigade Golani berpartisipasi dalam latihan yang meningkatkan kesiapan brigade untuk menghadapi skenario pertempuran di utara,” tulis pernyataan itu,” jelas IDF dalam pernyataannya.
Sementara itu Hizbullah terus menyerang pasukan Israel yang ada di perbatasan Shebaa dengan rudal Jihad Mughniyeh. Nama rudal ini diambil dari nama seorang pejuang Hizbullah yang dibunuh Israel di Suriah tahun 2015 silam, yakni Jihad Mughniyeh. Meski Hizbullah mengklaim serangan rudalnya berhasil membuat kerusakan yang besar, Israel menyatakan tidak ada kerusakan berarti di pos-pos militer miliknya.
Hizbullah juga mengingatkan Israel agar tidak meremehkan kekuatan perangnya, karena jumlah senjatanya meningkat drastis sejak tahun 2006. Salah satu senjata yang diduga dimiliki Hizbullah adalah senjata anti pesawat yang tipe dan jumlahnya masih belum diketahui. Keberadaan senjata ini diketahui karena pernah menembak jatuh empat pesawat tanpa awak milik Israel. Namun Israel mengklaim senjata itu adalah rudal antipesawat jenis Saqr 358 buatan Iran. Senjata ini termasuk rudal darat ke udara (surface to air missile) yang bisa terbang hingga jarak 100 km.