Rusia – Selain menciptakan keresahan mayarakat, Direktur Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), Alexander Bortnikov, menyebut tujuan serangan teroris di Balai Kota Crocus beberapa pekan lalu untuk merusak hubungan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) menggunakan faktor agama dan nasional.
“Lawan geopolitik kami memperkirakan akan menghancurkan keseimbangan unik antaretnis dan antaragama yang telah berkembang dalam jangka waktu lama hidup berdampingan di antara masyarakat kita,” katanya saat menghadiri pertemuan Dewan Kepala Badan Keamanan dan Layanan Khusus negara-negara anggota CIS di Bishkek.
Lebih lanjut, Bortnikov mengingatkan situasi di kawasan CIS dan dunia secara keseluruhan masih dalam ketegangan, karena Amerika Serikat dan negara-negara NATO terus melakukan manuver yang memanaskan situasi. Salah satunya dengan mendukung gerakan sparatisme dan terorisme.
“Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu NATO mereka, dalam upaya mempertahankan dominasi global menggunakan seluruh persenjataan perang ‘hibrida’ melawan negara-negara berdaulat, yang tidak setuju dengan kebijakan mereka, termasuk dukungan terhadap rezim teroris secara terbuka,” imbuhnya.
Serangan yang dimaksud Bortnikov merujuk pada sebuah insiden bersenjata di gedung konser Crocus Hall di Krasnogorsk, Rusia. Saat itu gedung penuh orang karena ada konser music rock dan kompetisi dansa. Selain menyerang para pengunjung yang ada di dalam gedung, keempat pelaku juga membakar gedung menggunakan bom molotov. Dalam serangan yang terjadi pada 22 Maret 2024 itu, setidaknya 60 orang dinyatakan tewas dan 147 lainnya cedera.