Jakarta – Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD Tangerang dr Phedy mengatakan skoliosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang membentuk huruf C atau S dan paling sering ditemukan pada usia remaja dan semakin memburuk pada anak dalam masa pertumbuhan jika tak ditangani.
“Skoliosis bisa dialami oleh siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki. Penyebab skoliosis sebenarnya sangat beragam dan bisa muncul tanpa disadari,” kata Phedy di Tangerang, Minggu
Ia mengatakan skoliosis idiopatik remaja merupakan kelainan tiga dimensi pada tulang belakang yang ditandai dengan adanya kelengkungan tulang belakang ke samping, ke belakang dan memutar.
Kondisi ini, terutama terjadi pada remaja wanita usia sepuluh hingga 18 tahun. Pada kasus yang ringan, skoliosis idiopatik remaja dapat menyebabkan gangguan kosmesis atau estetik pada remaja. Sedangkan pada kasus yang berat, akan menyebabkan gangguan fungsi organ, terutama paru-paru.
Hingga saat ini, skoliosis idiopatik merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Penyebab pasti gangguan ini hingga kini belum diketahui. Jenis skoliosis idiopatik ini juga paling sering ditemukan pada usia remaja.
“Penanganan terkini skoliosis pada remaja mengalami banyak kemajuan dengan teknologi dan metode terbaru yang lebih efektif dan minim invasif,” ujarnya.
Ia menambahkan skoliosis yang parah dapat membuat penderitanya mengalami rasa nyeri, kelumpuhan dan juga mengurangi jumlah ruang di dalam dada, sehingga sesak napas, karena paru-paru tidak bisa berfungsi dengan baik.
“Sayangnya penyebab skoliosis pada umumnya tidak diketahui, bisa saja berkaitan dengan postur tubuh yang buruk, olahraga, diet tertentu, bahkan faktor keturunan,” katanya.
Terkait tindakan operasi skoliosis, menurut dia, ada tiga tujuan, yakni menghentikan perkembangan kurva semakin memburuk serta mengurangi deformitas atau perubahan struktur dan bentuk tulang belakang.
Ada perbedaan tindakan bedah untuk skoliosis pada anak-anak/remaja dan orang dewasa. Untuk anak-anak/remaja pembedahan dilakukan di punggung. Dokter kemungkinan juga akan membuat sayatan di tubuh bagian depan pada kondisi tertentu seperti thorax atau lengkungan di punggung bawah.
Dokter akan menanamkan implan di tulang belakang dan menyambungkannya pada 1-2 ruas tulang belakang dengan tujuan memperbaiki posisi tulang belakang.
“Sementara itu, operasi skoliosis pada orang dewasa dilihat dari luasnya area pembedahan,bahkan bisa dilakukan dua tahap,” ujarnya.
Di eka hospital, kata Phedy, tindakan operasi skoliosis menggunakan teknologi dengan robot navigasi, karena memiliki keunggulan, seperti akurasi penempatan screws atau implan untuk mengoreksi bagian tulang belakang yang bengkok bisa mencapai 99,9 persen, bahkan pada area yang memiliki kesulitan tinggi.
“Operasi juga minim sayatan, minim cedera jaringan, waktu operasi lebih singkat, risiko pendarahan lebih sedikit, minim radiasi, dan penyembuhan lebih cepat,” ujarnya.