Jawa Timur – Keinginan Asrilia Kurniati untuk maju sebagai calon independen (perseorangan atau non-partai) di pemilihan wali kota (pilwalkot) Surabaya harus pupus di tengah jalan. KPU Surabaya menyatakan Asrilia tidak lolos verifikasi karena hanya didukung 1.167 orang. Sementara KPU mensyaratkan jumlah dukungan bagi calon independen minimal 6,5 persen dari total DPT Surabaya tahun 2024, yakni sebanyak 144.209 suara dari jumlah total DPT 2.218.586 suara.
Menanggapi hasil tersebut, Asrilia mengaku sangat kecewa. Kepada awak media, pendiri Ikatan Perempuan Indonesia Peduli itu mengatakan tudingan serius: pemilihan wali kota Surabaya sudah terstruktur. Bakal dimenangkan oleh paslon yang sudah ditentukan sebelumnya.
“Udah terstruktur, udah diatur. Saya mau ngapain?”katanya pada hari Selasa (14/5).
Ia kemudian mengungkapkan pernah mendapat intimidasi agar tidak maju sebagai calon.
“Tanggal 30 April itu saya sudah tahu. Karena saya sudah diintimidasi mundur jangan sampai mencalonkan diri,” ungkapnya.
Namun ia enggan menjelaskan bentuk dan pelaku intimidasi pada dirinya. Meski demikian, ia masih menyimpan bukti intimidasi tersebut.
“Ada, deh. Pokoknya yang merasa silakan enggak papa. Allah Maha Tahu, tidak tidur, dan lambat laun Allah menghukum orang yang bersikap seperti itu, ya. Itu ada buktinya, semuanya, tapi saya tidak mau mengeluarkan di sini,” tandasnya.
Tak hanya itu, Asrilia juga mengatakan ada unsur kesengajaan mengapa hanya setor sejumlah 1.167 dukungan. Menurutnya, sudah tak ada gunanya lagi melakukan upload pada sistem KPU Surabaya, karena Pilkada 2024 memang sudah di-setting untuk memenankan calon tertentu.