Perancis – Pada bulan Januari kemarin, Presiden Perancis Emmanuel Macron pernah meminta para ahli meneliti dampak paparan layar pada anak dan membuat rekomendasi. Tiga bulan setelah permintaan tersebut, para ahli merilis sebuah laporan berjudul “Children and Screens: In Search of Lost Time”. Isinya merupakan hasil riset tentang kapan sebaiknya anak-anak menggunakan smartphone dan bermain media sosial.
Studi tersebut menyatakan bahwa untuk balita, ahli merekomendasikan untuk tidak mengekspos mereka yang berusia di bawah 3 tahun dan menyarankan untuk beralih ke paparan terkontrol yang ringan setelah usia 6 tahun.
Kemudian anak-anak disarankan tidak boleh memiliki ponsel sebelum usia 11 tahun, dan dilarang menggunakan media sosial sebelum berusia 13 tahun.
Selain itu, untuk yang berada di antara usia 15 hingga 18 tahun, akses media sosialnya harus dibatasi hanya untuk mereka yang memiliki pemikiran etis (ethical thinking).
Sebenarnya para pembuat kebijakan di seluruh dunia telah mencoba untuk mengatasi penggunaan teknologi oleh anak-anak, beberapa di antaranya dengan memberlakukan larangan akses media sosial atau memaksa anak-anak untuk mendapatkan izin dari orang tua. Hal itu dilakukan karena media sosial dapat memberikan dampak negative yang kuat bagi anak muda. Pada beberapa kasus bahkan dapat memepengaruhi mereka melakukan hal-hal negatif seperti vandalisme, perundungan, pelecehan, bahkan menyebabkan bunuh diri.
Terlepas dari apapun motif orangtua mengizinkan anak-anaknya menggunakan smartphone dan media sosial, fungsi pengawasan, pembatasan, dan pendampingan ahrus tetap dijalankan.