Rusia – Makin banyaknya pemimpin negara barat yang menyatakan dukungan kepada Ukraina mulai mengusik Rusia. Sebagai respons, Rusia mengumukkan bakal segera melakukan latihan militer yang melibatkan penggunaan senjata nuklir taktis. Artinya, militer Rusia bersiap membawa senjata ini masuk ke medan perang melawan Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan rudal di Distrik Militer Selatan dan pasukan angkatan laut akan turut berpartisipasi dalam latihan tersebut.
“Ini mencakup latihan persiapan dan penyebaran senjata nuklir non-strategis hguna meningkatkan kesiapan untuk memenuhi tugas-tugas tempur, setelah pernyataan provokatif dan ancaman dari pejabat Barat tertentu,” kata Kementerian Pertahanan.
Militer Rusia sebenarnya sudah melakukan latihan rutin menggunakan senjata nuklir taktis. Namun pengumuman terbuka kepada publik adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan. Adapun senjata nuklir taktis merujuk pada senjata nuklir dengan daya ledak lebih kecil dibanding senjata nuklir yang dirancang untuk menghancurkan sebuah kota.
Keputusan Rusia ini menandai meningkatnya ketegangan setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bakal mempertimbangkan pengiriman pasukan darat ke Ukraina bila diminta. Sehari kemudian, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan Ukraina dapat menggunakan senjata Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia jika mereka menginginkannya.
Para pejabat Rusia mengecam kedua pernyataan tersebut dan memperingatkan akan membalas apa yang mereka sebut sebagai “tren eskalasi yang berbahaya”. Rusia telah lama memperingatkan bahwa konflik dengan NATO tidak akan terhindarkan jika anggota aliansi militer Eropa benar-benar mengirimkan tentara mereka untuk berperang di Ukraina.