Israel – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant memperingatkan bahwa rencana serangan darat ke Rafah, Gaza selatan, tidak berubah dan akan segera dilaksanakan. Hal itu disampaikannya setelah perundingan damai antara Israel dengan Hamas di Mesir tidak menunjukkan perkembangan berarti.
“Kami mengamati tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa Hamas tidak berniat mencapai kesepakatan dengan kami. Ini berarti operasi di Rafah sudah dekat,” katanya kepada pasukan di Koridor Netzarim, Gaza tengah, pada hari Senin (6/5).
Sementara di lapangan, Israel mulai menyebarkan pamflet di Rafah timur. Isi pamfet tersebut menyatakan, “Kepada semua warga dan mereka yang saat ini berlindung di Kamp Rafah, Kamp Brazil dan lingkungan Al-Shabura dan Al-Zohour. Tetap berada di area ini membahayakan nyawa Anda.”
Rencana Israel menyerang Rafah sejatinya telah mendapat banyak tentangan dari dunia internasional. Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap menganggap penaklukan Rafah adalah langkah penting untuk menaklukkan Hamas. Kini Rafah menjadi satu-satunya wilayah di Jalur Gaza yang masih belum dikuasai Israel, karena dipertahankan mati-matian oleh batalyon Hamas.
Pada hari Minggu (5/5) kemarin, Netanyahu kembali menegaskan niatnya atas Rafah dengan menolak usulan Hamas untuk menghentikan perang. Ia menganggap mengakhiri perang hanya akan membuat hamas tetap berkuasa di Gaza.
“Kami memiliki tujuan yang jelas untuk perang ini: kami berkomitmen untuk melenyapkan Hamas dan membebaskan para sandera. Kami telah memberikan (negosiasi) jangka waktu tertentu dengan penundaan tertentu dalam tindakan operasional,” ujar Gallant.