CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, optimis perekonomian Amerika Serikat akan tangguh dan tumbuh tahun ini. Namun situasi geopolitik – seperti perang di Ukraina dan perang Israel-Hamas – serta polarisasi politik Amerika Serikat berpotensi menciptakan lingkungan dengan resiko seperti saat Perang Dunia II.
Dimon khawatir berlanjutnya belanja defisit dalam jumlah besar oleh pemerintah Amerika Serikat, serta kebutuhan melakukan remiliterisasi dan terus membangun infrastruktur ramah lingkungan, akan menyebabkan angka inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan.
“Kita perlu menemukan cara untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan dan bekerja sama dengan negara-negara Barat lainnya atas nama demokrasi. Di masa krisis besar ini, bersatu untuk melindungi kebebasan penting kita, termasuk usaha bebas, adalah hal yang terpenting,” katanya.
Saat beberapa investor dan ekonom bertanya apakah Federal Reserve dapat memenuhi proyeksi tiga kali penurunan suku bunga tahun ini, Dimon justru memperingatkan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi 8% atau lebih tinggi. Sebagai catatan, suku bunga acuan The Fed saat ini berada pada kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen.
Sekalipun demikian, Dimon menegaskan bahwa JP Morgan, sebagai bank terbesar di Amerika Serikat, harus berbuat semaksimal mungkin untuk membantu mengangkat seluruh sektor perekonomian.
“Kami percaya – dan kami tidak malu mengenai hal ini – bahwa sudah menjadi kewajiban kami untuk membantu mengangkat komunitas dan negara tempat kami berbisnis,” lanjutnya.