Jakarta – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut kembali erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter di atas puncak pada Rabu pukul 05.18 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu, mengatakan bahwa terjadi erupsi Gunung Semeru pada 20 Maret 2024, pukul 05.18 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 meter di atas permukaan laut.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 149 detik,” katanya.
Sementara untuk pengamatan kegempaan Gunung Semeru pada Rabu pukul 00.00-06.00 WIB tercatat 25 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-23 mm dan lama gempa 69-147 detik.
Kemudian, terjadi dua kali gempa embusan dengan amplitudo 4-6 mm dan lama gempa 55-56 detik, satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 19 mm, dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-33 mm.
Pengamatan secara visual, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah ke arah utara dan timur laut.
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga PVMBG memberikan rekomendasi bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.