Singapura – Korps Angkatan Udara Jerman dihebohkan dengan beredarnya sebuah rekaman percakapan empat perwira tingginya di saluran propaganda milik Rusia. Dari hasil penelusuran, percakapan berdurasi 38 menit tersebut disadap dalam sebuah hotel di Singapura. Percakapan dilakukan menggunakan software atau perangkat lunak konferensi WebEx, tetapi salah satu dari mereka disebut sedang menelepon dari Singapura menggunakan smartphone.
Keempat perwira tersebut, salah satunya Inspektur Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz, memang berada di Singapura untuk menghadiri Singapore Airshow – pameran dirgantara yang menarik banyak personel militer dari seluruh dunia. Pokok bahasan keempatnya berkisar soal skenario perang Rusia di Ukraina, termasuk keunggulan rudla jelajah Taurus milik Jerman. Media menamakan insiden ini sebagai Taurus-Leak.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius langsung memberi penjelasan kepada publik, bahwa kejadian ini murni kesalahan personil, bukan sistem.
“Bagaimana pun, ini artinya kita harus siap menghadapi segala bentuk perang, termasuk perang hibrida, perang informasi, perang disinformasi. Karena ini adalah contoh yang sangat jelas. Saya menjanjikan penyelidikan internal dengan hasil yang akan diumumkan secepat mungkin,” kata Pistorius, seperti dilansir dari DW.
Angkatan Bersenjata Jerman atau Bundeswehr menggunakan empat tingkat klasifikasi untuk informasi rahasia. Hanya informasi tertentu yang diklasifikasikan pada tingkat terendah yang dapat didiskusikan melalui panggilan video dan audio terenkripsi seperti WebEx. Untuk informasi dengan kategori lebih rahasia, percakapan harus dilakukan menggunakan perangkat keras dan lunak yang spesifik dan tersertifikasi, sering kali dalam lingkungan yang kedap suara.
Dalam praktiknya, hal ini berarti para pejabat militer atau pemerintahan yang berada di luar negeri harus datang ke kantor kedutaan besar untuk melakukan panggilan telepon. Akan tetapi, pengamat dan analis keamanan siber meragukan bahwa ini hanya soal kelalaian individual saja.