Jakarta – Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan via udara ke Jalur Gaza bersama Yordania dan sejumlah negara lainnya.
Keputusan Biden disampaikan sehari setelah ratusan rakyat Palestina tewas ditembaki pasukan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza.
“Orang-orang yang tidak bersalah terjebak dalam perang yang mengerikan ini, tidak bisa memberi makan keluarga mereka, dan kita sudah lihat nasib mereka saat mencoba mendapatkan bantuan,” ucap Biden menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Gedung Putih.
“Namun, kami perlu bertindak lebih, dan Amerika Serikat akan bertindak lebih dalam beberapa hari ke depan,” kata dia.
Selain berjanji menyediakan makanan dan bantuan tambahan lain melalui udara, Biden mengatakan AS juga akan mengupayakan bantuan disalurkan lewat jalur lain, termasuk melalui koridor laut.
Presiden AS itu turut menegaskan akan mendesak Israel supaya menambah jalur masuk bantuan dan mengizinkan semakin banyak truk pembawa bantuan masuk ke Jalur Gaza.
“Bantuan yang mengalir ke Gaza saat ini masih sangat jauh dari kata cukup, sangat jauh,” katanya menegaskan.
“Padahal, nyawa-nyawa dan anak-anak yang tidak bersalah sedang terancam,” ujar Biden.
Sedikitnya 115 warga Palestina dilaporkan terbunuh dan 760 lainnya cedera ketika tentara Israel menembaki kerumunan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza bagian selatan, Kamis (29/2).
Pihak Israel, berdasarkan penyelidikan awal mereka, menyebut bahwa beberapa warga Palestina berupaya mendekati titik pos pemeriksaan Israel yang dilewati truk pembawa bantuan.
Untuk menghentikan mereka, pasukan yang berjaga memberi tembakan peringatan dan menembak ke arah kaki warga Palestina yang tidak berhenti berjalan menghampiri pos Israel itu.
Agresi militer Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina dan mencederai lebih dari 70.000 orang lainnya.
Israel juga melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza sehingga menyebabkan warganya, khususnya yang bertahan di Gaza utara, terancam mengalami kondisi kelaparan.
PBB menyebut aksi Israel itu menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggalnya, 60 persen infrastruktur Gaza rusak dan hancur, dan menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.