Jakarta – Korea Selatan menjadi negara yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi dalam hal pariwisata. Indonesia juga menjadi target bagi pemerintahan Korea Selatan, terutama karena ketertarikan tinggi masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea atau korean wave. Namun tak dapat dipungkiri juga kesulitan untuk menuju ke Korea Selatan, mulai dari visa hingga tingginya harga akomodasi. Itulah yang menghambat kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan.
Menurut data dari Korea Tourism Organization (KTO), kunjungan wisatawan asing selama tahun 2023 terdapat sekitar 11 juta wisatawan. 250 ribu diantaranya adalah wisatawan dari Indonesia. Memang terlihat banyak, namun masih jauh dari target KTO, mereka menargetkan kunjungan yang lebih banyak dari masyarakat Indonesia. Di tahun ini mereka menargetkan Indonesia bisa menyumbangkan 300 ribu wisatawan yang datang ke Korea. Jika dibandingkan dengan Jepang, kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang meningkat 4% di tahun kemarin.
Untuk mencapai target kunjungan wisatawan Indonesia, maka KTO memberikan insentif khusus bagi masyarakat Indonesia agar tidak pikir panjang untuk berkunjung ke Korea Selatan. Bentuk insentif yang akan diberikan adalah kemudahan dalam membuat visa, pemberian paket wisata yang lebih menarik khusus untuk wisatawan Indonesia, dan promosi wisata Korea Selatan yang lebih melalui pameran dan media sosial.
“Dengan adanya pembebasan biaya elektronik grup visa, kesepakatan pembukaan rute penerbangan bebas ke-6 kota di Korea dan Indonesia, kestabilan fenomena Korean Wave di Indonesia, dan kampanye Visit Korea Year 2024 yang dilakukan oleh Korea Tourism Organization, kami optimis bahwa sekitar 300 ribu wisatawan Indonesia dapat mengunjungi Korea di tahun 2024.” kata Direktur Korea Tourism Organization Jakarta Office, Kim Ji Sun.
Tak jarang di media sosial dijumpai kesulitan yang dialami wisatawan Indonesia berkunjung ke Korsel. Pertama karena persyaratan visa yang rumit, memakan waktu, dan biaya yang lebih. Lalu kurang juga informasi lengkap mengenai wisata di Korsel, termasuk transportasi, aksesibilitas, dan pilihan akomodasi serta list tempat wisata yang tersedia. Lalu alasan ketiga adalah biaya yang relatif tinggi, harga tiket pesawat, akomodasi, dan konsumsi selama di Korsel cenderung tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan negara tujuan wisata lainnya. Sehingga orang lebih berpikiran untuk mengunjunjungi negara lain dibanding Korea Selatan.
Sadar akan hal itu, pemerintahan Korea Selatan memberikan kemudahan terutama dalam membuat visa dan mensuplai informasi terkait wisata disana. Mereka melakukan pembebasan elektronik group visa kepada Indonesia, hallyu visa, worcation visa, dan kemudahan lainnya. Hal ini dilakukan agar target mereka di tahun ini, yaitu 20 juta kunjungan wisatawan asing dapat terwujud.