Jakarta – Selama masa kampanye Pemilu 2024, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menonaktifkan sementara 63 Pengurus Harian dan Pengurus Pleno. Mereka yang dinonaktifkan karena maju sebagai calon legislatif (caleg) atau menjadi tim sukses (timses) salah satu pasangan capres-cawapres. Kini setelah kampanye usai dan Pemilu selesai digelar, 63 pengurus tersebut kembali diaktifkan. Dengan demikian bisa kembali melaksanakan tugas organisasi.
“Jadi mulai hari ini, seluruh personel PBNU ataupun pengurus-pengurus badan otonom telah aktif kembali menjalankan tugas sebagaimana biasa,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta.
“Jadi kami sudah tidak punya kekhawatiran bahwa ada bias, karena semuanya sudah kami serahkan kepada ketentuan-ketentuan yang sudah ada,” imbuhnya.
Di jajaran Dewan Penasehat PBNU atau Mustasyar, beberapa nama yang nonaktif tersebut antara lain mantan gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (Timnas AMIN), anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya (TKN Prabowo-Gibran), dan mantan politikus PKB Muhammad AS Hikam (TPN Ganjar-Mahfud). Sedangkan dari jajaran Pengurus Pleno, ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU.
Di jajaran Pengurus Harian Syuriah dan Tanfidziyah, ada lima caleg dan 11 orang anggota tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu KH Ma’shum Faqih (Timnas AMIN), Khofifah Indar Parawansa (TKN Prabowo-Gibran), dan KH Mustofa Aqil Siradj (TPN Ganjar-Mahfud). Selain itu, ada juga Ketua Umum Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz Saifullah Ma’shum (Timnas AMIN) dan Ketua Umum Persatuan Guru NU KH Asep Saifuddin Halim.
Ketua Umum Ikatan Sarjana NU Ali Masykur Musa dan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU Nusron Wahid (TKN Prabowo-Gibran), serta Ketua Lembaga Takmir Masjid NU Nasyirul Falah Amru, dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis Yenny Wahid (TPN Ganjar-Mahfud) juga masuk dalam daftar pengurus PBNU yang nonaktif selama Pemilu 2024.