Washington DC – Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto yang diklaim memenangkan Pemilu 2024 berdasarkan hasil hitung cepat (quick count).
Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Pemerintah AS akan menunggu hasil resmi penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kami akan menyampaikan ucapan selamat kami pada waktu yang tepat. Saya tidak bisa memberi Anda tanggal pasti atau waktu pasti karena saya memahami bahwa hasilnya masih akan diumumkan,” kata John Kirby, saat memberikan pengarahan di Gedung Putih.
Menurut Kirby, jika Prabowo dinyatakan menjadi presiden terpilih, maka Gedung Putih akan menghormati suara rakyat Indonesia berdasarkan penetapan hasil resmi Pemilu.
“Kami akan menghormati suara rakyat Indonesia,” ungkap Kirby.
Ketika apakah pemerintahan Joe Biden merasa nyaman dengan rekam jejak Prabowo yang selama lebih dari satu dekade dilarang memasuki AS karena tuduhan terkait pelanggaran hak asasi manusia, Kirby menegaskan bahwa hak asasi manusia (HAM) telah menjadi dasar kebijakan luar negeri Biden.
Menurut dia, dalam berbagai kesempatan, termasuk pertemuan dengan para pemimpin dunia, Biden selalu mengangkat isu dan kekhawatiran tentang HAM dan hak-hak sipil.
Untuk itu, Kirby meyakini pemerintahan Biden tidak akan mengubah keputusan terkait larangan terhadap Prabowo untuk memasuki AS. “Itu tidak akan berubah,” ujar Kirby.
Sementara itu, tiga pemimpin negara sahabat, yakni Singapura, Australia, dan Republik Ceko telah mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto yang dinyatakan memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 berdasarkan hasil quick count.
Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, melalui akun media sosial X, Kamis (15/2/2024), menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024.
Selain itu, PM Singapura, Lee Hsien Loong, dan PM Ceko, Petr Fiala, juga telah menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.