Jakarta – Online food delivery selalu menjadi pilihan yang tepat dalam segala situasi, entah di rumah, kantor, atau dimanapun kita hanya perlu memesan lewat aplikasi dan makanan akan datang. Kemudahan serta efektivitas yang ditawarkan benar-benar memanjakan para pengguna online food delivery di Indonesia. Ini merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang masif dilakukan masyarakat Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai pasar pengiriman makanan secara daring yang paling tinggi se Asia Tenggara.
Pada tahun 2023, menurut data dari Momentum Works bertajuk In focus: food delivery platforms in Southeast Asia. Asia Tenggara menyumbangkan nila penjualan bruto sebesar US$ 17,1 miliar. Naik 5% dibanding tahun 2022 sebesar US$ 16,3 miliar. Indonesia tempati posisi pertama karena nilai transaksi yang terjadi di Indonesia di tahun 2023 mencapai US$4,6 miliar atau setara dengan 78,3 miliar Rupiah. Mengalami peningkatan yang cukup tinggi, US$ 100 juta. Angka ini tergolong tinggi, karena memang jika dilihat orang Indonesia khususnya di perkotaan sudah sangat fasih menggunakan aplikasi food delivery.
Ini menjadi bukti bahwa konsumsi masyarakat Indonesia masih tinggi dan bisa menggerakan roda perekonomian, khususnya ekonomi mikro. Hal ini dikarenakan banyak tenant di platform food delivery yang memang bekerjasama dengan UMKM. Transaksi kecil-kecilan namun dilakukan secara rutin jadi kunci, jika kita sudah terbiasa membeli makan secara online pasti akan terus dilakukan berulang kali. Apalagi banyaknya promo membuat semua menjadi lebih tertarik membeli online. Tak jarang kita justru melihat harga membeli secara offline justru lebih mahal dibanding membeli online, itupun sudah ditambah ongkos kirim. Sehingga jauh lebih murah, hemat waktu dan tenaga pula. Maka tak salah apabila Indonesia menempati posisi teratas tahun 2023 kemarin.
Dalam penelitian yang sama terlihat juga aplikasi apa yang mendominasi di Indonesia. Di posisi pertama ada Grab, tentu dengan layanan GrabFood yang mereka miliki. Grab mendapatkan persentase 50%, warga Indonesia berarti cenderung lebih memilih Grab untuk urusan online food delivery. Disusul oleh Gojek – Go Food sebesar 38% dan Shopee – Shopee Food sebesar 12%. Kita juga tahu bahwa Gojek merupakan aplikasi buatan Indonesia dan sudah berekspansi ke luar negeri seperti Singapura bahkan Vietnam. Maka Indonesia memang raja dari ojek online, baik sebagai penyedia dan juga pengguna.
Nilai penjualan Grab di Indonesia diperkirakan setara dengan US$ 2,3 miliar. Sebagai pemain utama tentu Grab miliki nilai penjualan tertinggi di Indonesia, banyak aspek yang menyebabkannya, namun yang pasti adalah diskon serta potongan yang tinggi yang setia ditawarkan Grab. Lain halnya dengan Gojek, aplikasi ini meraih nilai transaksi sebesar US% 17,74 miliar di tahun 2023, aplikasi yang bergabung dengan Tokopedia menjadi GoTo ini ternyata belum bisa menyaingi lawannya, Grab. Terakhir ada ShopeeFood yang memang pendatang baru, dengan total nilai transaksi sebesar US$ 552 juta pada tahun 2023.
Grab memang masih menguasai pasar online food delivery di Asia Tenggara. Tak hanya di Indonesia Grab juga mendominasi negara-negara tetangga. Di Malaysia, Filipina, dan Singapura Grab menguasai dengan nilai transaksi 65%, 61%, dan 63%. Di Vietnam dan Thailand juga dikuasai Grab dengan dominasi sebesar 47%.
Diharapkan dengan konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi, bisa perlahan memperbaiki ekonomi Indonesia yang sempat terpuruk akibat pandemi. Perlahan namun pasti Indonesia akan mencapai keunggulan ekonomi dan bisa menyaingi negara tetangganya di sekitar Asia Tenggara.