Jakarta – Lima hari bekerja dalam sepekan rasanya sudah menjadi hal wajib yang dilakukan dari lama. Weekdays menjadi waktu untuk bekerja serta melaksanakan semua keseharian, sedangkan weekend untuk bersantai, berlibur, dan rehat sejenak dari rutinitas. Walau pada kenyataannya memang banyak yang masih bekerja di hari libur, namun selagi itu berjalan sesuai kontrak kerja tentu tidak masalah. Masyarakat Indonesia pun sudah sangat terbiasa dengan lima hari kerja ini.
Lain hal nya dengan Jerman yang sedang menerapkan uji coba hari kerja yang lebih pendek yaitu selama 4 hari dalam satu minggu. Dengan alasan utama agar pekerja menjadi lebih produktif karena waktu yang mereka miliki tidak banyak. Uji coba ini dilakukan selama enam bulan kedepan dan dilakukan pada 45 perusahaan disana. Jika benar adanya bahwa 4 hari kerja lebih efektif dan produktif tentu program ini akan dilanjutkan.
Berbicara soal upah, pekerja akan mendapatkan upah yang sama seperti sebelumnya. Walau jam kerja mereka berkurang, mereka akan tetap mendapat gaji yang sama besarnya tanpa perbedaan nilai. Perusahaan yang sedang menjalankan uji coba ini mendapat dorongan atau inisiatif dari konsultan manajemen di Berlin, Intraprenör. Juga berkolaborasi dengan organisasi nirlaba dengan sebutan 4DWG, 4 Day Week Global.
Banyak yang memang sudah mendukung empat hari dalam sepekan, bahkan ada kelompoknya sendiri yang sangat mengusahakan hal tersebut terjadi. Para pendukung bekerja selama 4 hari ini berharap jika waktu kerja lebih sedikit pekerja akan lebih bahagia dan lebih produktif. Hal ini terjadi karena memang pertumbuhan produktivitas di Jerman kian menurun dan kekurangan tenaga kerja.
Dalam survei yang dilakukan lembaga setempat, Forsa, menyatakan bahwa 71% pekerja di Jerman memilih pilihan untuk bekerja 4 hari dalam sepekan. Mereka mendorong pemerintahan untuk segera memutuskan akan hal ini. Bagi mereka dengan jam kerja yang lebih sedikit, akan meyakinkan orang-orang yang selama ini malas untuk datang ke kantor, karena sekarang waktunya lebih singkat dan mau tidak mau mereka harus ke kantor. Maka harapannya dapat membantu mengurangi kekurangan tenaga kerja yang memang sedang dihadapi oleh Jerman sebagai negara industri.
Kebijakan ini masih dalam proses uji coba, maka masih banyak kemungkinan yang akan terjadi. Tentu jika masyarakat luar Jerman yang melihat kebijakan ini akan tergiur, karena jam kerja lebih sedikit dengan gaji yang sama. Namun harus diimbangi dengan produktivitas yang sangat tinggi dalam jangka waktu 4 hari sepekan. Maka banyak pro dan kontra yang saling dilontarkan, baik dari sisi kesejahteraan pekerja juga dari sisi keuntungan perusahaan.