Wulanggitang – Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sofyan Primulyana mengingatkan masyarakat untuk mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan karena masih adanya potensi ancaman dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Bukan berarti dengan jumlah gempa yang sekarang menurun, artinya kondisinya menurun. Potensi ancamannya masih ada,” kata Sofyan di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Wulanggitang, Minggu.
PVMBG mencatat adanya penurunan jumlah letusan sejak19 Januari 2024 sebanyak 25 kali letusan menjadi 16 kali letusan pada 20 Januari 2024. Selain itu gempa low frequency juga menurun dari 19 kali pada 19 Januari 2024 menjadi 18 kali pada 20 Januari 2024.
Meski demikian, kata Sofyan, pengamatan visual menunjukkan masih adanya guguran lava dan pergerakan aliran lava ke arah timur laut.
Namun tercatat ada peningkatan jumlah guguran dari 34 kali pada 19 Januari 2024 menjadi 73 kali guguran pada 20 Januari 2024. Selain itu tremor harmonik juga terekam sebanyak 10 kali pada 20 Januari 2024, meningkat dari 6 kali kejadian pada 19 Januari 2024.
“Tingkat aktivitas masih berada di Level IV karena adanya migrasi magma yang sudah muncul di permukaan, sistem sudah terbuka, dengan kondisi seperti itu, dengan jumlah gempa yang naik sedikit saja, mungkin efeknya bisa sama besar,” katanya.
Melihat kondisi kegempaan dan visual untuk saat ini, menurut Sofyan tingkat aktivitas masih berada di level IV atau Awas dengan rekomendasi larangan beraktivitas pada radius lima kilometer dan sektoral enam kilometer ke arah utara-timur laut.
Ia juga menyebut pemantauan terus dilakukan untuk melihat sejauh mana potensi ancaman yang ada dikaitkan dengan kondisi kegempaan saat ini.
“Kami evaluasi ke arah sana, kalau misalkan fluktuasi ke depan potensi ancaman sama, maka kami akan evaluasi apakah turun zonanya atau bagaimana,” ucapnya.
Selanjutnya ia menerangkan aliran lava yang masih terpantau ke arah timur laut, namun relatif lambat karena faktor topografi. Material lava yang terus menumpuk membuat aliran lava bergerak melambat.
“Beberapa hari sebelumnya memang aktivitas vulkanik tinggi, kondisi topografi tajam, jadi cepat mengalir, dalam sehari bisa dua kilometer, tapi ke sini sudah melandai,” kata Sofyan.
Ia berharap masyarakat dapat mengikuti arahan dan rekomendasi yang telah dikeluarkan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius yang ditentukan.
PVMBG masih menyarankan pemanfaatan masker dan pelindung mata untuk menghindari paparan abu vulkanik.