Nganjuk- Calon presiden Ganjar Pranowo menganggapi pernyataan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait presiden yang terpilih sebaiknya mampu melanjutkan (estafet) program Presiden Joko Widodo.
“Oh ya jelas dong. Saya kan, dua kali Pilpres terakhir kemarin, selalu tim sukses. Kami diminta untuk memberikan masukan, kami mengamankan seluruh pekerjaan,” ujarnya di Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/01).
Mantan gubernur Jawa Tengah itu kemudian memaparkan bahwa dirinya seringkali mengambil risiko demi menjaga sejumlah proyek strategis nasional saat memimpin Jawa Tengah. Ia menyadari sepenuhnya bahwa risiko merupakan bagian dari tanggung jawab kepemimpinannya.
“Mau saya sebut di Jateng? Di demo pertama saya adalah pabrik semen di Rembang, kami amankan karena itu punya BUMN. Biarkan kami ambil seluruh tanggung jawabnya dengan catatan mungkin Ganjar menjadi negatif,” tuturnya.
Capres berambut putih ini juga menjelaskan pro kontra pembangunan Bendungan Bener, Wadas, Jawa Tengah telah membawa stempel hitam pada dirinya dan betapa sulitnya menyampaikan program ini kepada warga. Meskipun, bendungan tertinggi itu akan menjadi pencegah banjir dan supply air.
“Tapi saya harus jelaskan, itulah pemimpin mengambil resiko. Wadas. Saya amankan itu karena belasan tahun tidak pernah jadi dan kemudian pemerintahan harus menyelesaikan. Saya ambil tanggung jawabnya, tertuduhnya saya, tidak apa-apa. Tapi tugas saya adalah menyelesaikan ketika persoalan itu muncul,” tegas Ganjar.
Selain itu, ia mengungkapkan sejumlah pembangunan lain di Jawa Tengah selama kepemimpinannya. Mulai dari jalan TOL hingga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Ini gede-gede ya, tugas saya memang harus membereskan. Yang tidak baik atau kurang baik, tugas kami memperbaiki. Jadi sebenarnya sustainability (keberlanjutan) itu jelas, kami tidak pernah ragu soal itu. Karena kan pasangan pilpres 2 periode terakhir kami mendukung terus-menerus,” pungkasnya.