Bekasi- Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyatakan, penyelesaian persoalan pengungsi Rohingya bukan persoalan mudah karena membutuhan kerja sama internasional.
Sebagai bagian dari komunitas perhimpunan negara-negara ASEAN, Indonesia tetap konsisten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dan menjalin kerja sama regional.
“Wajib bagi Indonesia menjalankan diplomasi internasional, kerja sama regional, dan terlibat aktif dalam membantu mengatasi krisis kemanusiaan dunia, termasuk persoalan pengungsi Rohingya,” kata Ganjar saat berdiskusi dengan ratusan Milenial dan Gen Z di Mattea Social Space, Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (15/12/2023) malam.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga menjawab pertanyaan salah seorang peserta terkait arus masuk pengungsi Rohingya ke Indonesia, khususnya di Provinsi Aceh.
Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mengungkapkan, diperlukan langkah kehati-hatian dalam menyelesaikan isu pengungsi Rohingya. Sebab, pendekatan secara terencana dan terstruktur, yang melibatkan pihak lain dalam menyelesaikan persoalan ini. Indonesia, lanjutnya, tidak bisa bekerja sendiri.
“Tidak bisa bergerak sendiri. Ada organisasi pengungsi PBB yaitu UNHCR. Jadi, kita harus berhati-hati menyikapi persoalan pengungsi Rohingya. Kehati-hatian sangat diperlukan. Politik luar negeri kita adalah bebas aktif, jadi kita harus tetap berhati-hati. Sebab kewajiban internasional itu jika diimplementasikan oleh Pemerintah Indonesia, tentu akan berbenturan dengan masyarakat,” jelas Ganjar.
Seperti diberitakan, pada Minggu (10/12/2023), sekitar 400 orang pengungsi Rohingya yang menumpang dua kapal berbeda, berlabuh di daratan Provinsi Aceh.
Menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR), jumlah pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia sejak November 2023 tercatat sebanyak 1.200 jiwa.