Karawang – Perjalanan kampanye Calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo di Karawang terus berlanjut. Kali ini, Ganjar mengunjungi rumah Rengasdengklok yang menjadi saksi sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12/2023).
Diketahui, rumah Rengasdengklok merupakan tempat presiden dan wakil presiden Indonesia pertama, Soekarno dan Mohammad Hatta diasingkan oleh golongan muda.
Peristiwa Rengasdengklok terjadi di rumah seorang petani keturunan Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong. Rumah Djiauw Kie Siong terletak di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. Djiauw Kie Siong adalah petani yang tinggal di sekitar Sungai Citarum.
Mengenakan kemeja putih, Ganjar datang ke rumah Rengasdengklok tidak sendirian, ia didampingi oleh istrinya Siti Atikoh.
Dalam kesempatan itu, Ganjar meninjau kamar yang pernah digunakan oleh Presiden pertama RI yaitu Soekarno atau Bung Karno beserta Hatta pada 16 Agustus 1945 atau sehari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Di ruangan kamar tersebut, nampak sebuah ranjang tua dari kayu jati serta ditutupi oleh kelambu berwarna transparan. Ada pula beberapa foto Soekarno yang terpajang di dinding di dalam kamar tersebut.
Setelahnya, Ganjar pun juga menengok kamar Muhammad Hatta yang berada di seberang kamar dari Soekarno. Sama seperti saat masuk ke Kamar Soekarno, di kamar Hatta ini Ganjar menengok yang ada di dalam ruangan. Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Soekarno dan Kie Siong.
Ditemui usai berkeliling rumah Rengasdengklok, Ganjar mengaku sengaja untuk mengunjungi tempat bersejarah ini setelah mengelilingi Karawang untuk berkampanye sebagai Capres.
“Karena sekali lagi di sekitar Karawang dan di sini ada tempat bersejarah Rengasdengklok, saya kira semua tahu lah,” ucap Ganjar.
Ganjar berkata, rumah Rengasdengklok ini mempunyai makna penting dalam perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat itu, Soekarno-Hatta diculik oleh sekelompok anak muda yang mendesak kemerdekaan Indonesia.
“Ini sejarah yang mesti dilihat, datang lah ke sini untuk tahu sejarah,” beber Ganjar.
Lebih jauh, dari kunjungan ke rumah Rengasdengklok Ganjar mendapatkan sebuah garis besar yakni semangat kebersamaan untuk perjuangan yang harus selalu diutamakan. Mengingat kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh semua kelompok.
“Semangat kemandirian, semangat perjuangan tidak selalu memberi, tidak berharap untuk memberi. Kami bisa merebut, kami bisa lakukan sendiri dan kami tidak bisa didikte,” tutur Ganjar.