Jakarta – Kenaikan harga bahan pokok terutama beras saat ini sedang melanda sebagian besar wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, kondisi ini pun turut mendapat perhatian dari Badan Urusan Logistik (BULOG).
Direktur Utama BULOG, Bayu Krisnamurthi, angkat bicara mengenai hal tersebut. Menurutnya kondisi yang saat ini terjadi tidak hanya melanda Indonesia saja, melainkan juga di seluruh belahan negara di dunia, sebagai imbas dari badai El Nino atau kemarau berkepanjangan yang sangat berpengaruh terhadap produksi.
“Kondisi El Nino juga berpengaruh terhadap produksi beras. Bahkan menurut data BPS, produksi beras di Indonesia pada November dan Desember mengalami defisit. Bahkan kemungkinan hingga Januari (2024) masih defisit. Inilah yang menyebabkan harga menjadi naik,” ujar Bayu.
Adapun untuk menyikapi kondisi tersebut, menurut Bayu, pihaknya telah menyalurkan kebutuhan beras kepada 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) berpenghasilan rendah.
Melalui upaya tersebut, diharapkan dapat berkontribusi guna menjaga stabilitas harga beras yang terbentuk di pasar.
Selain itu, dia juga menjelaskan, pihaknya juga telah menyalurkan satu juta ton beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk dijual dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.
“Jadi harganya lebih murah sekitar Rp1.000 sampai Rp1.500 per kilogram dari harga pasar,” kata Bayu.
Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Bulog mendapatkan izin untuk mengimpor beras dua juta ton, sejak Januari 2023 hingga saat ini yang sudah disebar ke 21 juta KPM berpenghasilan rendah.
Adapun impor tahap dua direncakan akan dilakukan bulan ini dengan kuota sebanyak 1 juta ton.
Lebih lanjut, Bayu mengatakan tahun depan pihaknya kembali akan melakukan impor beras untuk menjaga stabilisasi harga, karena masa panen dan tanam yang telat akibat efek kekeringan.
“Kira-kira masa panen ini sekitar bulan Maret, kita tahu bulan tersebut sudah masuk Ramadan dan sebentar lagi Idul Fitri yang biasanya permintaan meningkat. Kita perlu jaga stabilisasi harganya. Apalagi Februari ada Pemilu. Untuk kuotanya masih menunggu diputuskan,” papar Bayu.
Bayu mengatakan stok cadangan beras pemerintah saat ini sekitar 1,57 juta ton dan cukup untuk Desember hingga Maret 2024 mendatang.
“Dan mudah-mudahan hasil panennya bagus,” pungas Bayu