Yogyakarta -mSekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) di kompleks Kepatihan, Yogyakarta (7/12). Pertemuan berlangsung setelah penyerahan sertifikat tanah bagi tanah Kasultanan dan tanah Kadipaten Pakualaman oleh Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto. Usai pertemuan, Raja Juli mengatakan sempat meminta maaf kepada Sultan atas tindakan Ade Armando.
“Saya memulai pembicaraan dengan mohon maaf kepada beliau karena keriuhan beberapa hari ini karena ulah Ade Armando. Saya sampaikan juga sikap tegas Ketum PSI, Mas Kaesang Pangarep, bahwa PSI partai yang taat konstitusi, UUD Dasar, UU jelas-jelas menjamin Keistimewaan DIY. Siapa saja kader PSI, yang tidak percaya UUD dan UU, termasuk Bang Ade Armando, silakan keluar dari PSI,” katanya.
Sultan, lanjutnya, ternyata mengetahui apa yang terjadi. Namun menganggap masalah tersebut sudah selesai. Juga meminta agar tidak ada pernyataan dan aksi baru yang justru akan memicu kericuhan baru di tengah masyarakat.
“Saya sangat menghargai keluasaan hati dan kebijaksanaan Ngarsa Dalem (Sultan). Pertemuan singkat tapi sangat bermakna sebagai pelajaran bagi saya sebagai junior jauh beliau,” tambah Raja Juli.
Namun belakangan Sultan seolah membantah pernyataan Raja Juli. Saat ditemui wartawan di kompleks Kepatihan (8/12), beliau membenarkan adanya pertemuan. Akan tetapi tidak mengetahui bahwa yang bertemu dengannya adalah Sekjen dari PSI. Sultan juga menyebut pertemuan itu tidak membahas soal permintaan maaf dari kader PSI yaitu Ade Armando.
“Aku pertemuan ki karo (itu sama) Wakil Menteri. Nggak, nggak ada (pembicaraan tentang permohonan maaf dari PSI). Ya memang (Ade Armando) minta maaf. Di YouTube juga ada, tapi saya kan nggak tahu kalau itu (Raja Juli) Sekjen PSI. Ndak, ndak ada (permintaan maaf secara langsung), mungkin secara terselubung ya juga bisa, tapi kan saya nggak ngerti kalau Raja Juli (Sekjen) PSI, tadinya,” kata Sultan.