Jakarta – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa mengaku dirinya mendapat tekanan berat dari pihak tertentu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Saat itu Andika Perkasa menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, Andika Perkasadalam podcast @Abraham Samad Speak Up yang diunggah beberapa waktu lalu.
“Tahun 2019 lalu , saya kan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dan saya menghadapi tekanan,” ungkap Andika.
Meski tak menyebutkan siapa pihak yang menekannya, Andika menegaskan bahwa ia menolak tunduk pada perintah tersebut.
“Jadi saya pastikan 2019 saya tidak memberikan perintah apa pun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu, walaupun tekanan yang ada cukup berat,” ujar menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.
Oleh karena itu, Andika itu berharap sikap ini juga bisa dilakukan oleh personel TNI lainnya. Apalagi, mereka dilibatkan dalam proses Pilpres 2024 bersama Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Tetaplah profesional karena memang aturannya sudah jelas,” kata Andika.
“Kalaupun ada oknum-oknum dan oknum itu kan bukan hanya di bawah tapi bisa saja di atas. Karena tadi saya sebagai pejabat, waktu itu pun menerima tekanan dan kalau saya memilih menerima berarti saya akan melakukan tindakan yang melanggar perundangan itu sendiri,” ujar Andika.
Andika tetap menyuarakan agar aparat negara netral pada pemilu hingga proses pencoblosan pada 14 Febuari 2024 mendatang.