Jakarta – Senin, 4 Desember 2023, Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers kepada media di Istana Kepresidenan Jakarta. Selain menyampaikan duka cita atas wafatnya mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2019-2021, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Joko Widodo juga memberikan tanggapan atas beberapa isu aktual.
Salah satunya, Joko Widodo merespons pernyataan Ketua KPK periode 2015-2019 Agus Rahardjo yang mengaku pernah mendapat intervensi darinya untuk menghentikan kasus e-KTP yang menjerat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov) pada 2017 silam.
Joko Widodo menegaskan dirinya telah menugaskan Kemensetneg untuk memeriksa agenda pertemuan sebagaimana yang diungkapkan Agus. Namun menurutnya tidak ada agenda tersebut.
“Saya suruh cek, saya sehari kan berapa puluh pertemuan, saya suruh cek di Setneg, enggak ada. Agenda yang di Setneg enggak ada, tolong dicek, dicek lagi saja,” katanya.
Sebelumnya, dalam perbincangan di talk show ‘Rosi’ KompasTV, pernyataan Agus Rahardjo ‘crystal and clear’. Sangat jelas. Bahkan ia detail menyebutkan, diundang khusus oleh Joko Widodo sendirian masuk Istana Kepresidenan melalui pintu samping, pintu kecil dekat masjid ‘Baiturrahim’.
Dalam dialog itu, ks Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan lembaga anti-rasuah mulai diintervensi oleh pemerintah sejak kasus korupsi pengadaan e-KTP pada 2017 silam. Agus mengatakan, kala itu dirinya sedang menjabat sebagai Ketua KPK periode 2015-2019. Pada 2017, dirinya dipanggil Presiden Jokowi ke Istana sendirian.
Agus Rahardjo mengisahkan, saat itu lembaga yang dipimpinnya sedang membidik eks Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam mega korupsi pengadaan e-KTP. Presiden Jokowi saat itu memanggil Agus untuk meminta agar tudingan ke Setya Novanto dihentikan.
“Saya masuk ruangan, beliau sudah teriak hentikan. Kan saya heran yang dihentikan apanya. Setelah saya duduk saya baru tahu kalau yang suruh dihentikan itu adalah kasusnya Pak Setnov, Ketua DPR waktu itu mempunyai kasus e-KTP supaya tidak diteruskan,” kata Agus. Sangat detail dan terperinci.
Sementara pada kesempatan sebelum Joko Widodo bicara, Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Ari Dwipayana membantah pengakuan Agus dengan alibi yang sama seperti bosnya. “Terkait dengan pernyataan Bapak Agus Rahardjo yang disampaikan di sebuah media, saya ingin menyampaikan beberapa hal, yang pertama, setelah dicek tidak ada pertemuan yang disebut-sebut dalam agenda presiden,” kata Ari Dwipayana di Gedung Kemensetneg Jakarta, 1 Desember lalu.
Satu cerita detail di program talk show televisi ternama. Dua bantahan terkait jadwal yang tak cocok dengan praktiknya. Mana yang benar, mana yang bohong?