Jakarta – Sektor otomotif menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Tak hanya sebagai pendukung rencana migrasi dari mesin bakar ke energi baru yang ramah lingkungan, tetapi juga keterkaitannya dengan penyediaan lapangan kerja.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini industri otomotif Indonesia mempunyai kapasitas produksi di atas 2 juta unit kendaraan per tahun. Sehingga, mampu menyerap 1,5 juta tenaga kerja.
“Saat ini, kekuatan industri otomotif di Indonesia didukung oleh 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, kapasitas produksinya di atas 2 juta dan industri ini menyerap 1,5 juta tenaga kerja,” kata Menko Airlangga, Rabu (29/11).
Menko Airlangga menekankan, Pemerintah Indonesia tengah fokus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Hal itu didasari oleh komitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 358 juta ton CO2e pada tahun 2023.
Menurutnya, pengembangan industri kendaraan listrik Indonesia saat ini mendapatkan momentum yang baik dengan telah didukung oleh kondisi negara yang merupakan produsen bahan mineral logam nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku baterai EV.
“Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menjadi penting karena investasi terus meningkat dan penjualan motor listrik mengalami peningkatan,” ujar Airlangga.
Untuk mendorong sektor otomotif, pemerintah telah mengeluarkan beberapa insentif. Adapun insentif yang diberikan berupa bantuan pemerintah untuk roda 2 baru dan konversi senilai Rp7 juta.
Kemudian dari segi Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung oleh Pemerintah (PPN DTP), yang mana untuk mobil listik dan bus listrik dengan nilai TKDN minimal 40 persen akan diberikan insentif PPN sebesar 10 persen. Sedangkan untuk mobil listrik dan untuk bus listrik dengan TKDN 20-40 persen diberikan insentif PPN sebesar 5 persen.
Selain itu, saat ini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia telah memiliki kerja sama dengan Busan Economic Promotion Agency (BEPA), Korea Selatan.
Lingkup kerja sama tersebut adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan (RnD Technology Center) untuk kendaraan listrik. Kerjasama yang tertuan dalam Nota Kesepahaman (MoU) itu diharapkan dapat menjadi titik penting, unutk meningkatkan peran UMKM/IKM Indonesia dalam ekosistem EV.
“Semoga acara ini berjalan lancar, dapat memacu dan menavigasi UMKM Indonesia untuk lebih proaktif dan progresif dalam meningkatkan kinerja serta menjawab setiap tantangan yang ada,” katanya.