Padang – Menjelang pelaksanaan Pemilu 2023, masyarakat disuguhkan berbagai drama di panggung politik. Mulai dari pelaksaan pemilu terbuka/tertutup, isu presiden tiga periode, politik dinasti, dan masih banyak lagi. Semua membuat masyarakat sangat tidak nyaman. Belum lagi berbagai persoalan hukum yang dialami banyak pejabat belakangan ini. Makin memperjelas carut marut situasi di tengah masyarakat. Pertanyaannya kemudian, apakah Pemilu 2024 nanti akan mampu memberi harapan yang lebih baik bagi masyarakat?
Muak. Itulah sikap yang banyak disuarakan masyarakat menyikapi semua dinamika yang terjadi. Pasalnya, semua yang terjadi tidak memberikan contoh yang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Paling jelas dan paling baru adalah kontroversi revisi batas usia yang diputuskan MK beberapa waktu lalu.
Ketika memberikan kuliah umum di Universitas Andalas pada kamis (16/11), Mahfud MD menerima keluh kesah mahasiwa perihal situasi politik terkini. Mahasiswa tersebut menyatakan banyak yang sudah muak dan pesimis perihal Pemilu mendatang akan berlangsung sebagaimana mustinya. Apakah akan jujur dan adil? Bila tidak ada kepastian, orang akan enggan datang ke tempat pemungutan suara.
Menanggapi keresahan tersebut, Mahfud MD mengingatkan agar setiap orang harus berpikiran positif. Datang dan memilih di tempat pemungutan suara bukanlah sesuatu yang sia-sia. Setidaknya dengan menggunakan hak pilih, setiap orang dapat memastikan yang terburuk tidak menjadi pemenang dan memimpin.
“Kalau saudara menginginkan yang baik, lalu tidak ada yang baik lalu saudara tidak memilih, semakin hancur negara ini. Oleh sebab itu, lawan rasa muak itu. Datang ke TPS. Pilih yang baik. Tidak lama lagi negara ini akan dipimpin oleh saudara. Saya sudah 23 tahun berturut-turut di pemerintahan. Sudah 40 tahun kalau dihitung sejak jadi PNS. Sekarang sudah waktunya siap-siap untuk berhenti dan saudara sia-siap untuk naik. Jadi rasa muak tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak memilih. Pilih siapa saja yang menurut saudara paling baik,” katanya.
Lebih lanjut, Mahfud mengingatkan bahwa Pemilu bukan untuk memilih malaikat. Tapi memilih manusia untuk memimpin. Memang tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada kekurangannya. Maka tugas pemilik suara adalah memilih calon yang lebih banyak baiknya daripada buruknya.