Jakarta – Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) ikut menanggapi soal baliho bakal capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diturunkan paksa saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gianyar, Bali.
Awiek pun menyinggung saat Jokowi mengunjungi Sumatera Barat (Sumbar). Menurutnya, saat itu banyak baliho pasangan capres-cawapres Prabowo dan Gibran tapi tidak diturunkan.
“Bagaimana nasibnya dengan yang lain, contoh ketika Pak Jokowi hadir ke Sumbar itu kan banyak balihonya Prabowo-Gibran dan salah satu anggota DPR RI tapi nggak dicopot. Harus memperlakukan yang sama lah,” kata Awiek, Rabu (1/11).
Awiek pun mempertanyakan apa permasalahan dari dicopotnya baliho Ganjar-Mahfud tersebut. Dia menekankan, jika memang tidak ada larangan untuk memasang baliho maka harus ada penjelasan terkait penurunan baliho tersebut.
“Ya memang kalau tidak melanggar ya emang nggak perlu dicopot, makannya harus kasih penjelasan kenapa dicopot? Karena kan belum ada larangan untuk memasang baliho,” ucapnya.
Sebelumnya, petugas Satpol PP Bali mencabut bendera Partai PDIP dan baliho calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balai Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Selasa (31/10).
Petugas Satpol PP awalnya mencopot sejumlah bendera Partai PDIP yang banyak dipasang di area pagar tembok Balai Desa Batu Bulan. Mereka juga mencopot sebuah baliho Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang tepat berada di seberang jalan atau di depan Balai Desa Batu Bulan.
Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi buka suara terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di sekitar lokasi kunjungan Jokowi di Bali. Dharmadi mengaku pencopotan tersebut atas perintah Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
“Sesuai dengan perintah Pak Pj Gubernur, yang pasti saya diminta untuk mencabuti atribut partai politik di lokasi acara,” ujar Dharmadi saat dihubungi, Selasa (31/10).