PRESIDEN Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023) mengungkap alasan mengenai impor beras yang dilakukan pemerintah dari sejumlah negara mitra.
Menurut Presiden, impor ini penting dijalankan untuk mengamankan stok beras dalam negeri dan memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah dampak El Nino.
Dua pekan setelah pernyataan Presiden Joko Widodo itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) mengonfirmasi tambahan impor beras 1 juta ton dari China untuk antisipasi kebutuhan di tahun 2024 akibat El Nino.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso pada Selasa (23/09/2023) mengatakan untuk sementara ini pihaknya masih memanfaatkan pasokan impor beras dari beberapa negara Asia Tenggara seperti Myanmar dan Kamboja untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hentikan Impor Beras
Namun demikian pernyataan berbeda disampaikan Menteri Pertanian. Tiga hari setelah dilantik kembali sebagai Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, kembali ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan Jumat (27/10/2023).
Dia akan fokus pada sembilan komoditas pangan strategi yang ada, mengembalikan swasembada pangan, dan menghentikan impor beras.
Hal itu disampaikan Amran, menanggapi beras impor yang masuk ke Sulawesi Selatan sebanyak 70 ribu ton, sementara provinsi itu dikenal sebagai lumbung pangan yang menyuplai beras ke sejumlah daerah di Nusantara.
“Kita akan urai satu per satu. Kita akan membuat program akselesari. Kita (Kementan) sudah dua kali menggelar rapim (rapat pimpinan), membuat langkah-langkah strategis, mengembalikan posisi swasembada beras di Indonesia,” ujar Amran.
Menurutnya, itu tidak sulit, karena selama pemerintah Presiden Joko Widodo, sudah empat kali swasembada.
“Jadi ini tidak sulit. Karena dulu yang swasembada itu semua pegawai Kementan yang ada saat ini di pemerintaha,” pungkas Amran.
Sebelumnya disebutkan, ada 70 ribu ton beras impor masuk di Sulsel. Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Divre Bulog) Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Imron Rosidi menjelaskan, Bulog ditugaskan pemerintah untuk mengimpor beras negara dan beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah).
“Rencananya, Sulsel dapat destinasi impor beras sebanyak 70 ribu ton. Itu tidak masuk sekaligus, tapi bertahap,” sebut Imron.
Untuk tahap pertama sudah masuk Sulsel awal November sebanyak 40 ribu ton dari Thailand, dan dikirim juga secara bertahap menggunakan 4-5 kapal. “Untuk tahap kedua nanti 30 ribu ton, bisa tahun depan, hanya belum tau dari negara mana dan pastinya kapan. Jadi memang total keseluruhan 70 ribu ton,” lanjut Imron. n (ANT)