Jakarta – PDI Perjuangan meminta agar media dan publik tidak mengalihkan framing dari kontestasi pemilihan presiden yang melibatkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan kepada persoalan antara Megawati dan Jokowi.
“Saat ini muncul pembelokan isu di media, dukungan pada Prabowo-Gibran seolah karena Jokowi disebut sebagai petugas partai. Kemudian ada framing menggeser persoalan ini dari semula kontestasi Prabowo, Ganjar, dan Anies, kok dibicarakan menjadi seolah-olah ini Jokowi melawan Bu Mega. Padahal, PDI Perjuangan menganggap hubungan Bu Mega dan Pak Jokowi baik-baik saja,” kata politisi PDI Perjuangan Aria Bima dalam perbincangan di sebuah stasiun televisi swasta.
Aria Bima menambahkan, akhir-akhir ini, framing media, baik itu media sosial, media online dibuat tidak mengkontestasikan Prabowo-Ganjar, tetapi kepada Jokowi-Mega yang sebenarnya hubungan keduanya tak ada masalah. Padahal, yang terjadi, Ibu Mega senyum-senyum saja. Beliau berprinsip, “Gusti ora sare. Tuhan tidak tidur.” Nurani Ibu Mega pun nothing to lose, karena semua sudah diberikan kepada Pak Jokowi dan keluarga.
Ia menekankan, jangan ada upaya ‘playing victim’ dalam isu ini. Seolah-olah keputusan pencawapresan Gibran mendampingi Prabowo karena sakit hati Jokowi atas tidak dipenuhinya usulan perpanjangan masa jabatan presiden jadi tiga periode. Wacana tiga periode itu dianggap sebagai reaksi gesernya dukungan, seolah sebagai playing victim terhadap Megawati. “Karena katanya Jokowi direndahkan, mas Gibran ditekan, termasuk kenapa Gibran tidak segera mundur, nunggu dipecat,” jelasnya.
Ditegaskan, PDI Perjuangan tetap menjaga Pak Jokowi sampai Oktober 2024. “Justru jangan diframing demikian, karena yang berkontestasi Pak Ganjar dan Pak Prabowo, kok diarahkan urusannya ke hubungan Pak Jokowi dan Bu Mega,” ungkapnya.
Soal Megawati tak setuju kepemimpinan tiga periode karena memang konstitusinya melarang. Ia menegaskan, PDI Perjuangan taat pada konstitusi. Kemudian muncul playing victim karena penolakan permintaan tiga periode maka geserlah dukungan ke Prabowo-Gibran, Mbak Puan dan Mas Hasto disalahkan. “Padahal, tidak seperti itu. PDI Perjuangan ini partai yang taat pada konstitusi, berusaha menjalankan demokrasi sesuai aturan yang ada. Konstitusi itu dibuat untuk rakyat, untuk bangsa. Tidak bisa mengubah konstitusi untuk kepentingan satu orang,” pungkasnya.