Jakarta – Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyinggung soal sikap politik Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Gibran sendiri dicalonkan sebagai cawapres di luar koalisi PDIP.
Rudy pun beharap Gibran bisa berbesar hati untuk mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) dengan menyinggung soal budaya bangsa Indonesia.
“Menurut saya lebih baik Mas Gibran datang kelihatan mukanya di DPC, meninggalkan DPC dengan mengundurkan diri ya dengan kelihatan punggungnya itu lah pesan saya dan harapan kepada Mas Gibran,” kata Rudy.
Kendati demikian, Rudy menegaskan bahwa persahabatan dengan Gibran dan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap terjalin meskipun nantinya sudah tidak satu partai lagi.
“Nggak usah sowan, mengembalikan saja ke DPC, kita nggak nuntut yang lebih kok. Tapi persahabatan saya dengan keluarga Pak Jokowi nggak ada persoalan tapi kalau berbicara organisasi ya kita sudah berdiri sendiri,” ucapnya.
Gibran Rakabuming Raka telah resmi mendaftarkan diri sebagai bakal cawapres berdampingan dengan Prabowo Subianto sebagai capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Prabowo-Gibran mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang penutupan masa akhir pendaftaran capres-cawapres, Rabu (25/10).
Sebelum mendaftar ke KPU, pasangan Prabowo-Gibran menggelar deklarasi maju ke Pilpres 2024 sebagai capres dan cawapres di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (25/10) pagi.
Dalam pidato pertamanya ke publik setelah diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran membocorkan beberapa program unggulan pasangan Prabowo-Gibran.
Di hadapan para pendukungnya, Gibran mengangkat spanduk bertuliskan “dana abadi pesantren”.
“Dana abadi pesantren ini adalah mandat dari UU Nomor 18 tahun 2019,” kata Gibran.
Selain itu, Gibran juga menyinggung kredit usaha rakyat (KUR), kredit mekar, wakaf mikro, kredit ultra-mikro.
“Nanti akan kami tambahkan lagi kredit start-up milenial. Ini untuk bisnis-bisnis para milenial yang berbasis inovasi dan teknologi,” ujar Gibran.
Kemudian, Gibran juga menyinggung Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan (PKH).
“Nanti saya tambahkan lagi KIS Lansia. Ada satu lagi… Kartu Anak Sehat untuk pencegahan stunting,” kata Gibran.
“Lalu tak lupa, hilirisasi untuk komoditas pertambangan, pertanian, dan perikanan, ini wajib. Dan juga ekonomi hijau dan energi hijau untuk keberlanjutan,” tambahnya.
“Saya yakin keberlanjutan dan konsistensi adalah modal kita untuk melompat lebih jauh untuk menuju Indonesia emas.”
Namun Gibran tidak merinci detail dari program-program yang dia ungkapkan tersebut.