Bandung – Tipu muslihat elit-elit kekuasaan dengan pemaksaan kehendak untuk ’mengangkangi’ putusan Mahkamah Konsitusi terus disuarakan berbagai elemen masyarakat.
Ratusan kader dan eks kader PDI Perjuangan yang disatukan dalam ’Front Pejuang Demokrasi’ meminta seluruh rakyat termasuk elit-elit yang ’kemaruk’ kekuasaan untuk terus mendukung Mahkamah Konstitusi sebagai pilar konstitusi negara yang keputusannya harus dipatuhi tanpa terkecuali
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI TB Hasanuddin meminta agar dalam Pilkada mendatang Front Pejuang Demokrasi mengawal pelaksanaan prinsip-prinsip demokratis agar dapat melahirkan kepala daerah yang berkualitas dan bertanggungjawab untuk mensejahterakan rakyat.
”Pilihlah Calon Kepala Daerah yang berasal dari PDI Perjuangan karena terbukti hanya PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai yang gigih dan konsisten melawan arogansi kekuasaan,” kata TB Hasanuddin yang didapuk secara aklamasi sebagai Ketua Umum Front Pejuang Demokrasi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Front Pejuang Demokrasi juga berkomitmen untuk menjaga kualitas demokrasi dan memperjuangkan tegaknya nilai-nilai demokrasi bersama seluruh rakyat Indonesia.
Penegasan itu disampaikan Ketua Dewan Pakar Front Pejuang Demokrasi, Ari Junaedi.
”Cukup sudah kita terlena dengan pemimpin yang semula diorbitkan PDI Perjuangan tapi pada akhirnya begitu memuakkan. Dari tingkat keluarga terkecil, kita harus mengajarkan kemandirian kepada anak-anak agar mereka bisa berguna,” ungkapnya berapi-api.
Ari Junaedi menekankan agar jangan sampai karena ulah satu keluarga membuat sengsara seluruh rakyat Indonesia. ”Keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat bisa tercapai jika para pemimpinnya telah berbuat adil pada dirinya sendiri,” paparnya.
Dalam waktu dekat, Front Pejuang Demokrasi akan berdiri di berbagai kabupaten, kota dan provinsi yang ada di tanah air. Bahkan aktivis-aktivis demokrasi dan diaspora di mancanegara juga akan mendeklarasikan pendirian Front Pejuang Demokrasi sebagai jawaban kritis atas kemunduran demokrasi selama rezim Jokowi berkuasa.
Menurut Ari Junaedi yang juga pengamat politik dan pengajar Program Pascasarjana di berbagai perguruan tinggi itu, Nelson Mandela, pejuang anti apartheid Afrika Selatan pernah berujar para penjahat tidak akan pernah membangun negara.
”Mereka hanya memperkaya diri sembari merusak negara,” jelas pengajar di Sekolah Partai PDI Perjuangan tersebut.