Amerika Serikat – Sebuah survei McKinsey & Co di Amerika Serikat (US) mengungkap fakta mengejutkan. Ternyata 46 persen pemilik kendaraan listrik mempertimbangkan memilih mobil konvensional. Ada beberapa alasan untuk itu, seperti masih minimnya ketersediaan infrastruktur pengisian daya umum. Hal lain yang jadi pertimbangan serius adalah biaya kepemilikan yang sangat tinggi.
Tidak hanya di Amerika Serikat, 15 negara lain juga mendapat survei serupa dengan total 300.000 responden. Hasilnya pun tidak jauh berbeda. Sekitar 29 persen pemilik kendaraan listrik ingin kembali menggunakan kendaraan konvensional. Survei yang sama juga menemukan bahwa 21 persen partisipan tidak ingin membeli mobil listrik.
Pemimpin Center for Future mobility McKinsey, Philipp Kampshoff, meyakini keadaan akan menjadi lebih buruk. Pasalnya, kendaraan listrik generasi berikutnya akan lebih bergantung pada pengisian daya publik daripada yang ada saat ini.
Perkembangan mobil listrik dalam beberapa tahun terakhir memang sangat pesat. Berbagai teknologi baru terus disematkan. Model-model baru pun terus bermunculan ke pasar. Sayangnya, berbagai persoalan klasik yang terungkap dalam survei itu masih belum terselesaikan.
Pada kondisi seperti ini, maka mobil hybrid dapat menjadi solusi yang baik. Masyarakat nampaknya menyadari sudah solusi ini, sehingga minat terhadap mobil hybrid meningkat meski tidak signifikan.
Terlepas dari semuanya, masyarakat kini memiliki pemahaman lebih baik tentang penggunaan energi terbarukan. Artinya, bila persoalan-persoalan klasik tersebut teratasi, minat terhadap mobil listrik bakal meningkat.