Jawa Barat – Penutupan pabrik sepatu bata di purwakarta beberapa hari lalu, ternyata melanjutkan fenomena penutupan pabrik di Jawa Barat. Sejak pandemi Covid-19, sudah banyak pabrik menghentikan operasionalnya karena berbagai alasan. Ada yang tutup permanen, ada pula yang direlokasi ke provinsi lain. Kabar buruknya, pabrik-pabrik yang tutup itu tergolong padat karya. Akibatnya, penutupan tersebut menyebabkan banyak pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Ya kalau pabrik di sektor yang sama padat karya dari (tahun) 2023 sudah banyak yang tutup dan relokasi usaha,” kata Ketua Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Disnakertrans Jawa Barat, Firman Desa.
Firman berharap fenomena ini segera usai. Penutupan pabrik akan menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, dan pada akhirnya menambah jumlah pengangguran.
Dalam kurun waktu setahun terakhir, sudah ada 8 pabrik ‘raksasa’ yang tutup di Jawa Barat. Sebelum pabrik Bata menutup operasionalnya, pabrik ban PT Hung-A yang beroperasi di Cikarang, Jawa Barat, telah menutup pabriknya pada awal Februari 2024. Pihak manajemen PT Hung-A mengatakan, peutupan terpaksa dilakukan karena tidak adanya kepastian pesanan dari konsumen.
Bila dirunut lebih jauh, pada tahun 2023 ada lima perusahaan yang menutup pabriknya di Jawa Barat. Penutupan pabrik alas kaki PT Dean Shoes dan PT Besco Indonesia di Karawang menyebabkan sekitar 7.500 orang terkena PHK. Langkah yang sama diikuti pabrik garmen PT Eins Trend di Purwakarta, PT Matindo Wolrd di Sukabumi, dan PT Simmone Accessary di Bogor. Penutupan ketiganya membuat 6.800 orang terkena PHK.
Di penghujung tahun 2023, pabrik handuk PT Wiska Sumedang memutuskan menutup pabrik dan melakukan PHK pada 700-an karyawannya. Penutupan yang terjadi pada 2 November 2023 ini disebabkan stok produksi tidak bisa terjual akibat penurunan permintaan pasar.