Dubai – Indonesia harus menelan pil pahit dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23. Bertanding melawan Irak di Abdullah bin Khalifa Stadium, Kamis (2/5) malam, Indonesia kalah dengan skor 1-2. Unggul duluan lewat gol Ivar Jenner pada menit ke-19 sebelum disamakan Zaid Tahseen pada menit ke-27. Setelah imbang selama 90 menit, Irak memastikan kemenangan 2-1 pada menit ke-96 lewat Ali Jasim.
Meski kalah, peluang Indonesia ke Olimpiade Paris 2024 belum pupus. Untuk merebut tiket terakhir ke Olimpiade, Indonesia harus melakukan playoff melawan wakil Afrika, Guinea. Pertandingan penentuan ini akan digelar di Clairefontaine, pusat latihan Timnas Prancis, pada tanggal 9 Mei 2024 mendatang.
Mantan pelatih Vietnam, Phillipe Troussier, mengatakan tim asal Afrika itu bukan lawan mudah. Sepakbola Afrika mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meski bukan tim unggulan, Guinea terbukti mampu merepotkan banyak tim raksasa Afrika. Bahkan nyaris lolos otomatis ke Olimpiade jika tidak kalah adu penalti dari Mali.
Pernyataan Troussier memang benar adanya. Secara kualitas, Guinea layak diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan baru di sepakbola Afrika. Meski didominasi pemain dari klub lokal Hafia FC, sebagian besar anggota tim saat ini justru bermain untuk klub-klub Eropa. Sebut saja misalnya Lassana Diakhaby (Valenciennes U-19), Madiou Keita (AJ Auxerre B), Mohamed Soumah (Jong KAA Gent), Selu Diallo (Deportivo Alaves B), Aguibou Camara (Atromitos Athens), dan Algassime Bah (Olimpiacos Piraeus).
Pertandingan playoff nanti akan menjadi ujian sebenarnya bagi Indonesia. Seperti tipikal tim-tim asal Afrika, Guinea bakal memainkan sepakbola yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan (speed and power). Jika Rizky Ridho dkk mampu menang, Indonesia bakal menjadi tim kuda hitam yang harus diwaspadai tim-tim elit dunia.