Jakarta – Berpulangnya aktivis demokrasi Tumbu Saraswati meninggalkan duka mendalam. Tak terkecuali bagi politisi dan penasihat hukum senior Didi Supriyanto.
”Saya mengenal Tumbu Saraswati, sebagai seorang ibu yang lembut terhadap anak-anaknya, tapi garang jika sudah bicara soal keadilan dan demokrasi,” kata Didi.
Anggota DPR RI 1999-2004 dari PDI Perjuangan ini mengenang, saat persidangan mendampingi korban Tragedi ’Kerusuhan 7 Juli 1996’ (Kudatuli) yang dijadikan tersangka oleh rezim saat itu, Didi dan Tumbu selalu bersama dalam satu kelompok penasihat hukum.
”Begitu juga saat di DPR RI, kami selalu bersama di Badan Legislatif serta anggota komisi bidang hukum dan pemerintahan dalam negeri,” ungkapnya.
Tumbu Saraswati meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta pada usia 76 tahun pada Kamis, 25 Februari 2024. PDI Perjuangan memberikan penghormatan terakhir untuk Tumbu Saraswati, di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Puluhan orang menghadiri penghormatan terakhir Tumbu Saraswati yang dikenal juga sebagai ’Srikandi Hukum Perempuan’ dan pendiri Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) itu
Didi menekankan, kedekatannya dengan almarhumah dan keluarga sudah seperti kakak adik.
”Kami saling menjaga, mengingatkan dan menyayangi. Selamat jalan, Mbak Tumbu, terima kasih atas inspirasi dan teladannya selama bersama memperjuangkan tegasknya demokrasi dan konstitusi,” pungkas Didi Supriyanto.