Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol, Mohammed Rycko Amelza Dahniel, meminta jajarannya meningkatkan assesmen sistem pengamanan lingkungan dan objek vital terhadap potensi aksi terorisme. Instruksi itu disampaikan Komjen Rycko jelang pelaksanaan pengamanan World Water Forum ke-10 di Bali pada bulan Mei 2024 mendatang.
“Kegiatan assesmen pengamanan tidak hanya berlaku pada kegiatan internasional, tetapi juga pada objek-objek vital maupun tempat-tempat publik lainnya,” katanya.
BNPT melaksanakan assesmen sejak 22 hingga 26 April 2024 di sejumlah venue WWF. Di antaranya Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Hotel Apurva Kempinski, Hotel The Stones, Bali International Convention Center (BICC), Hotel Sofitel Bali dan Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Agenda World Water Forum ke-10 berfokus pada konsep “Water for Shared Prosperity”. Pertemuan para pemimpin global akan membahas masalah air dan berupaya mencari solusi untuk meningkatkan pengelolaan air. Sebagai hasilnya, forum akan mengeluarkan sebuah Ministerial Declaration yang akan diikuti dengan proyek-proyek, inisiatif, dan tindakan bersama yang nyata.
“Target peserta sekitar 30.000 orang. Bapak Presiden sedang proses akan mengundang 33 kepala negara, juga ada dari Ketua Panitia Nasional bapak Menko Marves, dan juga bersama Presiden World Water Council mengundang lebih dari 190 menteri,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti.
Tak hanya kepala negara, Nani menyampaikan, jumlah 30.000 peserta dalam World Water Forum ke-10 ini juga berasal dalam 52 negara dan 250 organisasi internasional yang masuk dalam keanggotaan World Water Council.
“Di sini sesinya akan banyak sekali. Ada 214 sesi, terbagi menjadi tematik, regional dan political. Kerjasamanya juga banyak, dari organisasi internasional maupun ada dari private sector. Ini masih bergerak. Jadi mitranya akan terus bergerak,” urainya.


