Jakarta – Demo menuntut agar hakim Mahkamah Konstitusi menerima permohonan kubu 01 dan 02 dalam sengketa Pilpres 2024 terjadi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Meski konsentrasi massa mulai terlihat sejak dini hari, aksi demo baru dimulai sekitar pukul 08.00 WIB.
Menjelang siang, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, hadir di lokasi demo dan langsung berorasi selama 15 menit. Dalam orasinya, ia mengatakan sejak pagi sudah memantau jalannya persidangan. Mencermati pernyataan-pernyataan hakim, ia mengaku sudah bisa menduga keputusan sidang nantinya.
“Mencermati situasi yang terjadi di ruang sidang, saya menduga permohonan kubu 01 dan 03 akan ditolak,” katanya.
Din menyebut penolakan tersebut sebenarnya sangat janggal. Sebab itu membuktikan para hakim hanya memutuskan berdasar perspektif hukum, tanpa melihat perspektif etika dan moral. Maka ia kemudian mengajak peserta demo untuk menyikapi putusan MK dengan seruan “”Innalillahi wa innailaihi rajiun”.
Selama berorasi, Din nampak sedang kurang sehat. Ia mengakui memang sedang sakit tenggorokan dan demam. Meksi demikian ia tetap memaksakan diri datang ke lokasi demo untuk menyuarakan aspirasinya.
“Maaf, tadi pagi tenggorokan saya masih bermasalah dan juga ada sedikit demam. Tapi saya minta kepada korlap, saya akan hadir jelang salat zuhur,” ujar Din di sela-sela orasi.
Kondisi kesehatan yang kurang mendukung serta sinar matahari yang sangat terik membuat kondisi Din memburuk. Saat tiba waktunya shalat zuhur, ia didaulat untuk menjadi iman. Sebenarnya ia sudah berdiri di posisi imam. Namun mendadak tubuhnya limbung dan ambruk. Akhirnya salat dipimpin orang lain, sementara ia melaksanakan salat zuhur dengan posisi duduk.