Jakarta – Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, mengatakan bahwa situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin memprihatinkan. Pelanggaran HAM yang terjadi di sana pun makin serius.
“Komnas HAM mengecam segala bentuk dan tindakan kekerasan yang kerap terjadi di Papua,” kata Atnike melalui siaran pers diterima.
Atnike kemudian menyinggung beberapa kasus yang belakangan terjadi. Semisal kekerasan seksual terhadap dua perempuan di Nabire, pembunuhan terhadap Komandan Rayon Militer (Danramil) 1703-04/Aradide di Kabupaten Paniai, serta jatuhnya korban jiwa dalam kontak tembak antara satgas gabungan TNI-Polri dengan kelompok bersenjata di Sugapa.
“Kasus-kasus tersebut memperlihatkan, bahwa siapapun dapat menjadi korban akibat konflik dan kekerasan yang kerap terjadi di Papua,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut konkrit, Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum, serta penegakan hukum yang akuntabel terhadap pihak-pihak yang terlibat demi tegaknya supremasi hukum.
Di sisi lain, Komnas HAM juga akan mendorong pemerintah, termasuk TNI dan Polri, agar senantiasa menggunakan pendekatan yang terukur dalam menangani konflik dan kekerasan di Papua. Hal ini penting untuk menjamin keselamatan dan perlindungan HAM warga sipil, maupun aparat TNI dan Polri yang bertugas di lapangan.
“Pelanggaran HAM dapat terjadi apabila Negara menggunakan kekuatan berlebih (excessive use of force). Untuk itu, Komnas HAM mendorong agar pemerintah mengedepankan penegakan hukum terhadap setiap pelaku kekerasan di Papua dan serta perlindungan dan keadilan bagi para korban,” tandasnya.