Jakarta – Universitas Indonesia (UI) terus melakukan sosialisasi penyelenggaraan pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang dibuka hingga 5 April 2024.
Sekretaris Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Bekti Cahyo Hidayanto, S.Si., M.Kom di Depok, Selasa, mengatakan tahap pendaftaran UTBK masih dibuka sampai 5 April 2024 pukul 15.00 WIB.
Setelah itu tidak ada perpanjangan. Jadi, kalau terlambat, dapat mengikuti jalur mandiri atau mendaftar di perguruan tinggi swasta.
SNBT merupakan salah satu jalur seleksi nasional untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Berbeda dengan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang menilai peserta berdasarkan prestasi, SNBT mengukur peserta berdasarkan hasil tes yang nilainya akan diperbandingkan.
Para peserta akan mengikuti tes di salah satu dari 74 Pusat UTBK yang tersedia di berbagai wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pada tahun ini, terdapat 146 PTN di seluruh Indonesia yang dapat dipilih peserta SNBT, yang terdiri atas 76 PTN Akademik, 44 PTN Vokasi atau Politeknik, serta 26 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Sejumlah proses perlu dilalui untuk mendaftar UTBK-SNBT. Bekti mengatakan, untuk mendaftar UTBK, peserta harus memiliki akun SNPMB, dan masa registrasi akun sudah ditutup pada 28 Februari 2024.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua peserta yang memiliki akun dapat mendaftar UTBK-SNBT. Peserta yang sudah lolos pada SNBP 2024, SNBP 2023, dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) 2022 tidak dapat mendaftar UTBK-SNBT 2024.
Untuk mendaftar, peserta dapat log in ke akun masing-masing melalui situs https://portal-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/ dan mengikuti alur pendaftaran.
Pertama, peserta perlu memilih program studi (prodi) dan PTN yang dituju. Bagi prodi seni dan olahraga, peserta perlu mengunggah portofolio sesuai ketentuan. Kedua, peserta dapat memilih Pusat UTBK yang sebaiknya disesuaikan dengan domisili peserta. UI menjadi salah satu Pusat UTBK yang dapat dipilih.
Pusat UTBK UI berada di dua wilayah, yaitu Kampus UI Depok dan UI Salemba. Setelah itu, akan muncul slip pembayaran. Peserta perlu membayar biaya Rp200.000 ke bank mitra dalam waktu 1×24 jam.
Setelah membayar, akan muncul Kartu Peserta UTBK-SNBT yang perlu diunduh. Dalam Kartu Peserta, terdapat informasi mengenai detail lokasi pelaksanaan tes dan petunjuk teknis lainnya.
Pelaksanaan UTBK-SNBT terdiri atas dua gelombang. Gelombang 1 akan dilaksanakan pada 30 April 2024 dan 2–7 Mei 2024. Sementara Gelombang 2 akan dilaksanakan pada 14–20 Mei 2024. Setiap harinya, akan diadakan dua sesi ujian, yang terbagi ke dalam sesi pagi dan sesi siang.
Sementara itu, pengumuman hasil UTBK-SNBT akan dilaksanakan pada 13 Juni 2024 mendatang. Setelah pengumuman, peserta perlu mengunduh Sertifikat Nilai UTBK yang hanya terbuka sampai 31 Juli 2024.
Menurut Bekti, sertifikat ini penting karena dapat digunakan untuk mendaftar di jalur mandiri PTN yang parameter seleksinya menggunakan nilai UTBK.
Tahun ini, peserta UTBK-SNBT diberikan kesempatan untuk memilih sampai empat prodi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Biaya pendaftaran tetap sama terlepas dari berapa prodi yang dipilih.
Dalam UTBK, terdapat tujuh subtes yang diujikan. Subtes ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni Tes Potensi Skolastik (TPS), Literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta Penalaran Matematika.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya memiliki dua tipe tes, yakni pilihan ganda sederhana dan pilihan ganda kompleks, tahun ini ada penambahan model tes yaitu menjawab singkat. Format ini hanya digunakan untuk menuliskan bilangan angka bulat saja.
Para calon peserta dapat mengikuti simulasi UTBK-SNBT melalui tautan https://simulasi-tes.bppp.kemdikbud.go.id/ untuk mengetahui gambaran model tipe tes dan contoh soal.
Bekti mengungkapkan bahwa sistem penilaian UTBK-SNBT menggunakan sistem Item Response Theory (IRT).
“Setiap soal memiliki bobot masing-masing, tergantung jawaban dari seluruh peserta atau populasi. Kalau soal tersebut banyak dijawab benar, bobotnya rendah, tetapi kalau soal tersebut hanya dijawab benar oleh sedikit orang, bobotnya tinggi,” jelasnya.
“Selain itu, tidak ada sistem minus atau pengurangan nilai jika jawabannya salah. Maka, lebih baik jika menjawab semua soal,” tambah Bekti.