Jakarta – Seiring dengan bulan suci Ramadan yang sedang berlangsung, umat Muslim di Indonesia kembali menjalankan ibadah puasa. Bagi sebagian besar penduduk di wilayah perkotaan, transportasi umum seperti KRL, LRT, MRT, dan TransJakarta menjadi sarana utama untuk beraktivitas sehari-hari, termasuk saat berbuka puasa di perjalanan pulang. Sulit jika harus menyesuaikan jam pulang karena memang kemacetan di Jakarta yang sulit diprediksi.
Biasanya, makan dan minum di transportasi umum tentu menjadi larangan yang cukup keras. Tentu karena akan mengganggu penumpang lain dan kotoran dari makanan atau minuman yang sulit untuk terhindari. Namun, khusus di bulan Ramadan ini, diizinkan untuk membatalkan puasa di dalam transportasi umum. Hal ini juga diizinkan sejalan dengan upaya menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang, otoritas transportasi umum telah menetapkan aturan-aturan khusus terkait berbuka puasa di dalam kereta atau bus.
Berikut beberapa larangan dan aturan buka puasa di transportasi umum, untuk KRL atau commuter line diizinkan untuk makan/minum selama satu jam setelah waktu berbuka. “Saat masuk waktu berbuka puasa, para pengguna sedang dalam perjalanan menggunakan commuter line diperbolehkan untuk membatalkan puasanya dengan makanan dan minuman ringan,” kata Anne Purba, Vice President Corporate Secretary PT KAI Commuter Indonesia (KCI). Tentu dengan catatan untuk tidak membawa makanan atau minuman dengan bau menyengat dan tetap menjaga kebersihan dengan menyimpan sampah dahulu, bukan dibuang sembarangan.
Sama seperti KRL, transportasi andalan warga Bekasi dan Cibubur, LRT juga menerapkan aturan yang sama. Dimana diperbolehkan makan dan minum ringan selama 1 jam setelah waktu berbuka tiba. “Pengguna diperbolehkan makan dan minum mulai waktu berbuka puasa hingga satu jam setelahnya,” jelas Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono. Secara khusus diingatkan untuk tidak makan nasi dengan lauk pauk yang berbau menyengat. Harus tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan penumpang lain. Uniknya, LRT juga menyediakan beberapa takjil gratis secara bergantian di beberapa stasiun.
Sedikit berbeda dengan transportasi umum lainnya, MRT Jakarta menghimbau untuk buka puasa di ratangga hanya dengan air mineral dan kurma. Dalam Instagramnya dikatakan bahwa “Selama bulan Ramadan, MRT Jakarta menerapkan kebijakan untuk memperbolehkan teman-teman membatalkan puasa ketika berada di area berbayar stasiun serta di dalam Ratangga saat jam berbuka puasa telah tiba,” tulis akun Instagram @mrtjktinfo. Diingatkan juga hanya boleh minum air mineral atau air minum dalam tumbler dan kurma. Tidak diperbolehkan menyantap makanan nasi dengan lauk pauk, snack, dan minuman lainnya. Dengan waktu maksimal hanya sampai 10 menit saja setelah jam berbuka puasa. Setelah berbuka di dalam kereta/area berbayar, lanjutkan di area beranda peron tidak berbayar dengan selain air putih dan kurma.
Lalu untuk TransJakarta, diperbolehkan untuk makan dan minum ringan dengan maksimal waktu yang sama seperti MRT yaitu 10 menit setelah waktu berbuka. Dihimbau pula untuk menghindari makanan dan minuman yang berbau menyebat, juga harus membuang sampah pada tempatnya.
Semua aturan ini dibuat untuk meningkatkan kenyamanan penumpang. Harus tetap diingat bahwa esensi dari transportasi umum adalah penggunaan milik bersama, maka harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Penting juga untuk merawat kebersihan armada, agar tidak merugikan pihak manapun. Dengan demikian, semoga ibadah puasa kita dapat dilaksanakan dengan baik sambil tetap memperhatikan lingkungan sekitar.