Jakarta – Salah satu kandidat Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang akan berlangsung akhir tahun tak lain adalah ketua umum petahana, Airlangga Hartarto. Hal ini menyusul keberhasilan partai berlambang beringin itu meraih hasil cemerlang pada Pemilu 2024. Golkar berhasil menjadi runner-up di bawah PDI Perjuangan dengan prediksi perolehan kursi DPR RI meningkat signifikan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo memprediksi ada empat kandidat yang berpeluang masuk dalam bursa ketua umum.
“Ada Pak Airlangga Hartarto, kemudian ada Pak Agus Gumiwang, ada Pak Bahlil, dan ada saya hahaha,” kata lelaki disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Airlangga Hartarto bukan nama asing dalam dunia perpolitikan Indonesia. Ia merupakan anak dari Hartarto Sastrosoenarto, Menteri Perindustrian era Orde Baru. Selain Airlangga, ada beberapa menteri yang ayahnya juga eks menteri, antara lain Agus Gumiwang Kartasasmita (anak Ginandjar Kartasasmita eks Menteri Pertambangan, Bappenas, Menko Ekuin).
Sebelumnya ada eks Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin anak Menteri Agama era Bung Karno Saefuddin Zuhri serta eks Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro anak dari eks Mendikbud dan Menteri Pertambangan Sumantri Brodjonegoro.
Dr. (H.C.) Ir. H. Airlangga Hartarto, MBA., MMT. Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 1 Oktober 1962; umur 57 tahun. Airlangga politisi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 pada Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo-K.H Ma’ruf Amin. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada perombakan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Airlangga Hartarto pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2011-2014. Ketua Komisi VII DPR RI (2006-2009) dan tercatat sebagai Wakil Bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009 di kepengurusan periode 2009-2015 tercatat sebagai Ketua DPP Partai Golkar. Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, Investasi dan BUMN.
Airlangga Hartarto juga menjadi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2006-2009, Ketua Dewan Insinyur PII 2009-2012. Airlangga adalah anggota Majelis Wali Amanah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta s.d. tahun 2012 dan menjadi pemrakarsa Herman Johannes Award, suatu penghargaan bagi inovasi teknologi saat ia menjabat Ketua Keluarga Alumni Fakultas Teknik UGM (KATGAMA) pada tahun 2003. Airlangga adalah pemilik sejumlah perusahaan dan ia menjadi Presiden Komisaris dari PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
Airlangga Hartarto lulusan SMA Kolese Kanisius Jakarta pada tahun 1981, dan Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada tahun 1987. Airlangga Hartarto mendapatkan gelar MBA dari Monash University Australia tahun 1996 dan Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia, tahun 1997. Semasa studi, Airlangga sudah aktif menjadi Wakil Ketua OSIS SMA Kanisius dan kemudian tepilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Ia juga pernah menjadi Ketua Barisan Muda KOSGORO 1957.
Airlangga menikah dengan Yanti K. Isfandiary dan memiliki anak: Adanti, Ravindra, Audi, Dines, Bianda, Latascha, Maisara dan Natalie. Dalam sebuah media, Airlangga mengungkapkan ia mengagumi ajaran Mahatma Gandhi menyangkut tujuh hal yang harus dihindari, yakni kaya tanpa bekerja, kesenangan tanpa kesadaran, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moral, ilmu tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.
Airlangga Hartarto menulis buku Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia (terbitan Andi Offset, Yogyakarta, 2004). Airlangga adalah putra dari Ir. Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998)