Makassar – Harga beras di Sulawesi Selatan terus mengalami kenaikan. Padahal provinsi ini secara tradisional dikenal sebagai salah satu lumbung beras. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencatat harga di sejumlah kabupaten pada hari Senin (26/2) dijual seharga Rp17.000 per liter. Harga ini lebih tinggi Rp3.100 dibanding dua pekan sebelumnya.
Plt. Kepala Biro Perekonomian pemerintah Sulawesi Selatan, Ichsan Mustari, mengungkapkan kenaikan harga ini diakibatkan banyaknya permintaan dari provinsi lain. Stok berkurang karena petani menjual beras hasil panennya ke provinsi lain yang menawarkan harga lebih tinggi. Sementara stok beras di Sulawesi Selatan juga menipis akibat el nino.
“Karena permintaan beras dari Sumatera, Maluku, dan Kalimantan sangat tinggi. Petani lebih pilih jual ke luar karena harganya lebih mahal. Itu mempengaruhi harga di Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Untuk itu, Ichsan sedang mengupayakan agar tidak terlalu banyak beras yang dijual keluar provinsi. Setidaknya harus ada 10 ton di gudang daerah guna menjaga harga beras di pasar lokal.
“Satgas akan mengawasi. Kami akan segera berkoordinasi dengan petani dan penggiling di daerah agar berasnya jangan dijual habis ke luar,” tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, harga eceran tertinggi beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg. Itu berlaku untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi.