Jakarta – Perubahan tatanan dunia terjadi di segala bidang, termasuk ekonomi. Fragmentasi dunia saat ini telah menimbulkan pergeseran kebijakan rantai pasok, perdagangan, dan investasi global. Saat menghadiri Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa prinsip perdagangan global pun berubah. Tidak lagi free trade atau pasar bebas, melainkan friedshoring.
“Prinsip yang berlaku bukan lagi free trade maupun free investment agreement, tetapi menjadi ‘friendshoring’ yang mengacu pada geopolitical consideration (pertimbangan geopolitik) atau di mana keberpihakan (dari sisi geopolitik) suatu negara,” tulisnya dalam akun Instagram miliknya.
Melansir definsisi yang diberikan World Economic Forum (WEF), friendshoring mengacu pada pengalihan rute rantai pasokan ke negara-negara yang dianggap sebagai sekutu politik atau ekonomi. Dengan demikian, resiko terhadap arus bisnis bisa diminimalisir.
Amerika Serikat sudah melakukan hal ini ketika mendiversifikasi pemasoknya. Daripada mengandalkan pemasok dari negara-negara yang tidak stabil dari sisi geopolitik, seperti Ukraina, lebih baik memiliki beberapa pemasok dari negara-negara yang stabil.
Walau sekilas nampak baik, komunitas internasional khawatir praktik friendshoring berpotensi memunculkan fragmentasi geopolitik dan deglobalisasi ekonomi dunia lebih lanjut. Di sisi lainjuga berpotensi menurunkan rasa saling ketergantungan antara negara, institusi, dan perusahaan global.
Di tengah situasi ketidakpastian global tersebut, Sri Mulyani memastikan perkonomian Indonesia masih aman dan terkendali. Perekonomi Indonesia juga masih tumbuh sekitar 5 persen selama 8 kuartal berturut-turut. Pertumbuhannya pun merata di seluruh wilayah.
“Kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan lebih baik, namun kita juga harus tetap waspada agar Indonesia bisa tetap maju dan terhindar dari jebakan middle income trap,” tulis Sri Mulyani lebih lanjut.
Untuk itu, lanjutnya, APBN tahun ini masih akan tetap jadi instrumen andalan dalam melindungi masyarakat, melanjutkan berbagai agenda pembangunan, serta menjadi solusi untuk menjawab berbagai masalah struktural.